Kamis, 09 April 2009

SERIKAT PEKERJA

PERANAN SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM UPAYA PENEGAKAN HAK PEKERJA

Berdasarkan peraturan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan yaitu undang-undang nomor 2 tahun 2000, undang-undang nomor 13 tahun 2003 dan undang-undang nomor 2 tahun 2004, yang berisi tentang pengkajian peran serta serikat /pekerja buruh dalam penyelesaian hubungan industrial serta upaya pekerja jika buruh tidak melaksakan kegiatannya. Hubungan industrial dalam undang-undang nomor 2 tahun 2004 yaitu melalui lembaga peyelesaian perselisian hubungan industrial yaitu lembaga kerjasama bipartite, lembaga kerjasma tripartite, mediasi dan pengadialn hubungan industrial.
Brdasarkan kajian peraturan peundang-undangan ….hasil wawancara dengan pihak DPRD, federasi serikat pekerja logam, elktronik dan masih meunjukkan adanya upaya-upaya …..yang telah tertuang dalam undang-undang memberikan penjelasan bahwa sebelum memasuki ….hubngan industial harus melalui upaya permusyawarahan yang ada dalam lembaga kerjasama bipartit dan mediasi,…..upaya yang dilakukan pekerja yang biasanya menyelesaikan permasalahan dengan ..ke AD/ART …. Sehigga tidak ada ganti kerugian atas kerugian yang didapatkan buruh dan sebagai penyelesaiaannya dapat menggunakan penyelesaian melalui pengadilan dengan gugatan wanprestasisrikat pekerja kepengadian negri setempat.
Dalam hal ini pula dilakukan ketika dalam suatu perusahaan, buruh sebagai suatu aspek terpenting dalam perusahaan, karena buruhlah yang secara langsung berada dilapanga dalam melaksanakan tugas serta melakukan langsung proses produksi serta tanggung jawab atas hasil produksi ,baik buruknya hasil produksi sangat ….pada pekerjanya. Peranan buruh seharusnya dalam proses yang sangat … ,tapi potret hokum perburuhan di Indonesia sangatlah suram banyak sengketa perburuhan yang hanya selesai …..dari perusahaan .. ..dengan mengancam bahwa mereka akan dikeluaran jika ….banyak


Daftar pustaka

Djumadi, Kedudukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dalam Hubungan Industrial Pancasila (HIP), Raja Grafindo Pustaka Persada, Jakarta, 1995
Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004
Imam Supomo, Hukum Perburuhan Undang-Undang Dan Peraturan, Djambatan, Jakarta, 1992
Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Pradya Paramita, Jakarta, 2004
R. Soetojo Prawirohamidjyo, dan Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Bina Ilmu Offset, Surabaya, 1979

Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 25 Tahun1997 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Penyelisihan Perselisihan Hubungan Industrial
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja CV. Ayu Sejati
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja PT. Rajasa Putra Jaya Perkasa
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Progam Umum, Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektonik Dan Mesin

Sriwijaya Post On Line, 2002

PAKAN IKAN

PAKAN IKAN

1. SEJARAH SINGKAT

Di Indonesia belum ada jenis-jenis usaha yang menghasilkan bibit pakan ikan

alami dari hasil kultur murni. Bibit-bibit pakan ikan alami umumnya merupakan

hasil percobaan di laboratorium yang sifatnya sekedar untuk memenuhi

kebutuhan penelitian. Dalam bidang produksi pakan ikan alami, masih terdapat

kesenjangan yang cukup tajam dalam hal ketersediaan teknologi dengan

penggunanya, khususnya petani ikan.

Bagi masyarakat awam tidak mudah untuk memproduksi pakan ikan alami,

tetapi juga bukan merupakan pekerjaan yang sulit. Persoalannya terletak pada

sarana dan prasarana yang tergolong cukup mahal untuk ukuran ekonomi

pedesaan dan dalam pengoperasiannya memerlukan keahlian khusus.

2. SENTRA PERIKANAN

Selama ini produksi pakan ikan alami dilakukan oleh pengusaha pembenihan

ikan/udang dalam satu unit pembenihan, atau oleh Balai Budidaya milik

Pemerintah. Sementara ini sentra produksi pakan ikan buatan berada di Jawa.

3. JENIS

3.1. Pakan Alami

Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung

pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang

dibudidayakan adalah : (a) Chlorella; (b) Tetraselmis; (c) Dunaliella; (d)

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 2/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Diatomae; (e) Spirulina; (f) Brachionus; (g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j)

Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong

3.2. Pakan Buatan

Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan.

a) Larutan, digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30

hari). Larutan ada 2 macam, yaitu : (1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu

dengan air pelarutnya; (2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu

dengan air pelarutnya.

b) Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung

halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.

c) Tepung kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80

hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.

d) Remah, digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung

(berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi

butiran kasar.

e) Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat

> 60-75 gram dan berumur > 120 hari.

f) Waver, berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas aluminium atau

seng dan dkeringkan, kemudian diremas-remas.

4. MANFAAT

a) Sebagai bahan pakan ikan, udang, atau hasil perikanan lainnya, baik dalam

bentuk bibit maupun dewasa.

b) Phytoplankton juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami pada budidaya

zooplankton.

c) Ulat Hongkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan hias, yang dapat

mencermelangkan kulitnya.

d) Pakan buatan dapat melengkapi keberadaan pakan alami, baik dalam hal

kuantitas maupun kualitas.

5. PERSYARATAN LOKASI

a) Chlorella: salinitas 0-35 ppt dan yang optimal pada 10-20 ppt, kisaran suhu

optimal 25-30 derajat C dan maksimum pada 40 derajat C.

b) Tetraselmis: salinitas 15-36 ppt dan kisaran suhu 15-35 derajat C.

c) Dunaliella: salinitas optimum 18-22 % NaCl, untuk produksi carotenoid >

27% NaCl, dan masih bertahan pada 31% NaCl; suhu optimal 20-40 derajat

C, pH optimal 9 dan bertahan pada pH 11.

d) Diatomae: suhu optimal 21-28 derajat C dan intensitas cahaya 1000 luks.

e) Spirulina: pH optimal 7,2-9,5 dan maksimal 11; suhu optimal 25-35 derajat C;

tahan kadar garam tinggi, yaitu sampai dengan 85 gram /liter.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 3/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

f) Brachionus: suhu optimal untuk pertumbuhan dan reproduksi adalah 22-30

derajat C; salinitas optimal 10-35 ppt, yang betina dapat tahan sampai 98

ppt; kisaran pH antara 5-10 dengan pH optimal 7,5-8.

g) Artemia: kisaran suhu 25-30 derajat C dan untuk Artemia kering -273-100

derajat C; kadar garam optimal 30-50 ppt, untuk menghasilkan kista: 100

permil; kandungan O2 optimal adalah >3 mg/liter dengan kisaran 1 mg/liter

sampai tingkat kejenuhannya 100 %; pH optimal adalah 7,5-8,5 dan kadar

amonia yang baik <>

h) Kutu Air: suhu optimal 22-31 derajat C, dan pH optimal 6,6-7,4.

i) Cacing Tubifex: cacing tubifex menyukai perairan yang berlumpur dan

banyak mengandung bahan organik.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Bibit

a) Tahapan dalam kultur Phytoplankton sebelum dibudidayakan :

1. Koleksi

Bertujuan untuk mendapatkan satu/beberapa jenis phytoplankton dari

alam untuk dikultur secara murni. Koleksi diperoleh dari alam dengan

menggunakan plankton net dan dijaga tetap hidup sampai di laboratorium.

2. Isolasi

Dapat dilakukan dengan cara: (1) Metode Isolasi secara Biologis, dengan

menggunakan pengaruh sifat phototaksis organisme yang akan diisolasi;

(2) Metode Isolasi Pengenceran Berseri, digunakan bila jumlah jenis

organisme banyak dan ada spesies dominan, memindahkan sampel ke

dalam beberapa tabung reaksi yang dikondisikan untuk pertumbuhan

yang akan diisolasi; (3) Metode Isolasi pengulangan Sub Kultur, hampir

sama dengan Metode Isolasi Pengenceran Berseri, tapi jumlah dan jenis

organisme yang terkumpul sedikit; (4) Metode Isolasi Pipet Kapiler,

dimana sampel 10-15 tetes diteteskan di tengah cawan petri, dan

sekelilingnya ditetesi 6-8 tetes medium; dan (5) Metode Isolasi Goresan,

untuk mengisolasi phytoplankton tunggal dengan menggunakan media

agar-agar.

b) Infusoria

1. Bibit diambil dari alam menggunakan pipet panjang dan berujung halus,

selanjutnya diperiksa di mikroskop.

2. Penangkaran bibit dapat menggunakan media air rebusan 70 gram jerami

dalam air suling selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diencerkan

sampai volumenya 1,5 liter.

3. Media yang dapat digunakan selain jerami adalah kacang panjang,

kacang hijau, dan daun selada.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 4/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

4. Ambil 10 ml medium dan diencerkan dalam cawan petri yang ditutup kain

sutra dan disimpan di tempat gelap pada suhu 28 derajat C selama 1-2

minggu.

c) Brachionus

1. Bibit diambil dari alam.

2. Air medium yang digunakan adalah air rebusan kotoran kuda/pupuk

kandang lainnya, yaitu 800 ml kotoran kering dalam 1 liter air selama 1

jam. Setelah dingin, disaring dan diencerkan dengan air hujan yang telah

direbus dengan perbandingan 1 : 2.

3. Air medium dimasukkan dalam botol 1 galon dan ditulari bibit Protozoa

dan ganggang renik sebagai makanan Brachionus selama 7 hari. 1-2

minggu kemudian Brachionus akan tumbuh.

4. Cara lain adalah menularkan bibit ke dalam medium air hijau yang berisi

phytoplankton.

d) Kutu Air

1. Bibit dapat diperoleh dari panti pembenihan udang/ikan, Balai Budidaya

Air Tawar milik pemerintah.

2. Penangkaran bibit dari alam dilakukan dengan cara memberi pupuk pada

media dengan pupuk kandang 1-2 kali seminggu sebanyak 0,2 kg/m2.

e) Artemia

1. Bibit dapat berasal dari telur kering yang sudah dikalengkan. Dalam hal ini

dapat berhubungan dengan Dinas Perikanan Daerah setempat, Direktorat

Jendral Perikanan Jakarta, atau Balai Budidaya Air Payau Jepara (Jawa

Tengah). Di Jakarta sudah ada badan usaha yang melayani kebutuhan

telur Artemia, yaitu PT. Ulam Dedana, Jl. Hayam Wuruk no. 4-PX, telepon

352922-357563.

2. Penetasan telur Artemia dilakukan di wadah bening dengan dasar

berbentuk kerucut, dengan ukuran 3-75 liter. Wadah dapat dibuat sendiri

dari kantong plastik 3-5 liter, yang dilapisi dengan kertas plastik kaca dan

disetrika untuk melekatkannya.

3. Air media diperoleh dari pengenceran air laut (30 permil) sampai kadar

garamnya 5 permil dan ditambahi NaHCO3 2 gram/liter agar pH-nya 8-9.

4. Atau air tiruan (kadar garam 5 permil) yang dapat dibuat dari beberapa

bahan kimia, yaitu :

- Garam dapur NaCl = 5 gram

- Magnesium sulfat MgSO4 = 1,3 gram

- Magnesium klorida MgCl2 = 1 gram

- Kalsium klorida CaCl2 = 0,3 gram

- Kalium klorida KCl = 0,2 gram

- Natrium hidrokarbonat NaHCO3 = 2 gram

- Air tawar = dijadikan 1 liter

MgSO4, KCl, NAHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah

sebelum digunakan.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 5/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

5. Telur-telur yang akan ditetaskan direndam dalam air tawar selama 1 jam,

kemudian disaring dengan kain saringan 125 mikron, sambil disemprot air,

dan ditiriskan.

6. Kondisi yang mendukung penetasan telur, yaitu : suhu 25-30 derajat C,

kadar O2 > 2 mg/liter ,penyinaran dengan lampu neon dengan kekuatan

cahaya 1000 luks (60 watt 2 buah sejauh 20 cm dari dinding wadah).

7. Telur menetas menjadi nauplius setelah 24-36 jam, dan harus ditangkap

paling lambat 24 jam sejak menetas. Anak Artemia disedot dengan slang

plastik kecil dan ditampung dengan saringan 125 mikron, kemudian dicuci.

f) Jentik-jentik Nyamuk

1. Telur nyamuk dapat diperoleh dengan menggunakan wadah berdiameter

30 cm dan diisi air leri sedalam 10-30 cm dan diletakkan di tempat yang

banyak nyamuknya. Wadah diberi atap setinggi 10 cm.

2. 2-3 hari kemudian akan terbentuk selaput tipis di permukaan. Telur-telur

yang dilepaskan induk akan saling menempel sampai panjangnya 0,5-1,5

cm.

3. Telur diambil dengan lidi yang salah satu sisinya diratakan.

g) Cacing Tubifex

Bibit diambil dari perairan alam.

h) Ulat Hongkong

Bibit untuk pertama kali dapat diperoleh dari pedagang burung ocehan.

Selanjutnya bibit dapat diambil dari tempat penangkaran sebelum berubah

jadi kepompong.

6.2. Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan

1) Bahan Hewani

a) Tepung Ikan

Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis)

yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan

difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang

dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan <>

bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat

menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial

yang paling essensial sampai 8%. Kandungan gizi: protein=22,65%;

lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–

3. Cara pembuatannya:

1. Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.

2. Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.

3. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 6/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

b) Tepung Rebon dan Benawa

Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku

pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa

muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni

benda yang terapung. Cara pembuatan: (1) Bahan direbus sampai masak,

diwadahi karung, lalu diperas; (2) Ampasnya dikeringkan dan digiling

menjadi tepung. Kandungan gizi: Protein: Udang rebon=59,4% (udang

rebon), 23,38% (benawa); Lemak =3,6% (Udang rebon), 25,33%

(Benawa); Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa);

Abu=11,41% (Benawa); Serat=11,82% (Benawa); Air=21,6% (Udang

rebon); 5,43% Benawa ,Nilai ubah: Benawa=4–6

c) Tepung Kepala Udang

1. Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses

pengolahan udang untuk ekspor.

2. Cara pembuatannya: (1) Bahan direbus, dijemur sampai kering dan

digiling; (2) Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar

dan banyak mengandung kitin.

3. Kandungan gizinya: Protein= 53,74%; Lemak= 6,65%; Karbohidrat=

0%; Abu= 7,72%; Serat kasar= 14,61%; Air= 17,28%.

d) Tepung Anak Ayam

1. Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur.

2. Cara pembuatan:

- Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar

dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah

masak).

- Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai

halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pastadan dapat

langsung digunakan.

- Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

3. Kandungan gizinya: Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%,

Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga mengandung hormon, enzim, vitamin,

dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.

e) Tepung Kepompong Ulat Sutra

1. Bahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri

pemintalan benang sutra alam.

2. Kandungan gizinya: Protein= 46,74%, Lemak= 29,75%, Abu= 4,86%,

Serat= 8,89%, Air= 9,76%, Nilai ubah= 1,8.

f) Ampas Minyak Hati Ikan

1. Bahan: amapas hati ikan yang telah diperas minyaknya.

2. Cara pembuatannya: (1) digunakan sebagai pasta, karena kandungan

lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan. (2) Digiling halus sampai

bentuknya seperti pellet.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 7/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

3. Kandungan gizinya: Protein= 25,08%, lemak= 56,75%, Abu= 6,60%,

Air=12,06%, Nilai ubah= 8.

g) Tepung Darah

1. Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak.

2. Cara pembuatanny: darah beku yang masih mentah dimasak dan

dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung.

3. Kandungan gizinya: Protein= 71,45%, Lemak= 0,42%,Karbohidrat=

13,12%, Abu= 5,45%, Serat= 7,95%, Air= 5,19.

Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan <>

untuk udang <>

h) Silase Ikan

1. Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.

2. Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.

3. Cara pembuatan: (1) Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian

digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jan,

kemudian diperas. (2) Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang

mengapung di lapisan atas disingkirkan. (3) Cairan yang bebas minyak

dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk

mencegah tumbuhnya bakteri/cendawan dan menambah daya awet ± 3

bulan dengan pH ± 4,5. (4) Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3-

4 kali sehari. (5) Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan

dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1,

dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.

4. Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70-

75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%.

i) Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang

1. Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.

2. Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama

2-4 jam dengan suhu 100 derajat C, kemudian dihancurkan hingga

menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang

direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan

air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu

pada suhu 60 derajat C selama 4 jam, suhu 70 derajat C selama 4 jam,

dan 100 derajat C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang

dikeringkan pada suhu 100 derajat C, sampai kadar airnya tinggal 5%

dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan.

3. Kandungan gizinya: Protein=25,54%, Lemak=3,80%, Abu=61,60%,

Serat=1,80%, Air=5,52%.

j) Tepung Bekicot

1. Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.

2. Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk

campuran makanan sebesar 5-15%.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 8/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

3. Kandungan gizi: Protein=54,29%, Lemak=4,18%, Karbohidrat=30,45%,

Abu=4,07%, Kapur=8,3%, Fosfor=20,3%, Air=7,01.

k) Tepung Cacing Tanah

1. Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal.

2. Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%.

3. Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling.

4. Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.

l) Tepung Artemia

1. Dapat menggantikan tepung ikan/kepala udang.

2. Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan

dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20%

dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.

m)Telur Ayam dan Itik

1. Bahan: telur mentah atau telur rbus.

2. Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan

bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan

sampai membentuk emulsi atau suspensi.

3. Kandungan gizinya: Protein=12,8%, Lemak=11,5%, Karbohidrat=0,7%,

Air=74%.

n) Susu

1. Bahan: tepung susu tak berlemak (skim).

2. Kandungan gizi: Protein=35,6% Lemak=1,0% Karbohidrat=52,0%,

Air=3,5%

2) Bahan Nabati

a) Dedak

Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar.

Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses

penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein=11,35%,

Lemak=12,15%, Karbohidrat=28,62%, Abu=10,5%, Serat kasar=24,46%,

Air=10,15%, Nilai ubah= 8.

b) Dedak Gandum

Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik

untuk pakan ikan adalah “wheat pollard” dengan kandungan gizi:

Protein=11,99%, Lemak=1,48%, Karbohidrat=64,75%, Abu=0,64%, Serat

kasar=3,75%, Air=17,35%, Nilai ubah=2-3.

c) Jagung

Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan

energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung

protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan,

sehingga jarang digunakan.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 9/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

d) Cantel/Sorgum

Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan.

Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga

harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi:

Protein=13,0%, Lemak=2,05%, Karbohidrat=47,85%, Abu=12,6%, Serat

kasar= 13,5%, Air=10,64%, Nilai ubah2-5.

e) Tepung Terigu

Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan

kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%;

Abu=0,06%; Air=13,25%.

f) Tepung Kedele

Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling

essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%.

Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin,

dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein:

39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%,

Air=8,4%, Nilai ubah=3-5.

g) Tepung Ampas Tahu

Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%,

Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.

h) Tepung Bungkil Kacang Tanah

Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang.

Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan

gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi

penggunaannya. Kandungan gizi: Protein=47,9%, Lemak=10,9%,

Karbohidrat =25,0%, Abu=4,8%, Serat kasar=3,6%, Air=7,8%, Nilai

ubah=2,7-4.

i) Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa.

Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi:

Protein=17,09%, Lemak=9,44%, Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat

kasar=30,4%, Air=13,35%.

j) Biji Kapuk/Randu

Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya:

Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius.

Penggunaannya < protein="27,4%," lemak="5,6%,

Karbohidrat=18,6%, Abu=7,3%, Serat kasa=25,3%, Air=6,1 %.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 10/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

k) Biji Kapas

Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat

gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan

perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya haru

sdimasak dulu. Kandungan gizi: Protein=19,4%, Lemak=19,5%, Asam

lemak linoleat=47,8%, Asam lemak palmitat=23,4%, Asam lemak

oleat=22,9%.

l) Tepung Daun Turi

Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein,

dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya: Protein=27,54%,

Lemak=4,73%, Karbohidrat=21,30%, Abu=20,45%, Serat kasar=14,01%,

Air=11,97 %.

m)Tepung Daun Lamtoro

Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya <>

Kandungan gizinya: Protein=36,82%, Lemak=5,4%, Karbohidrat=16,08%,

Abu=1,31%, Serat kasar=18,14%, Air=8,8%.

n) Tepung Daun Ketela Pohon

Kelemahannya: racun HCN/asam biru. Kandungan gizi: Protein=34,21%,

Lemak=4,6%, Karbohidrat=14,69%, Air=0,12.

o) Isi Perut Besar Hewan Memamah biak

Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan,

digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein=8,39%,

Lemak=5,54%, Karbohidrat=33,51%, Abu=17,32%, Serat kasar=20,34%,

Air=14,9%, Nilai ubah=2.

3) Bahan Tambahan

a) Vitamin dan Mineral

1. Cara memperoleh: dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang

sudah dikemas dalam bentuk premiks (premix).

2. Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino

tertentu.

3. Contoh-contoh merek dagang:

- Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2

asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J,

Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT)

- Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B

kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe,

Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.

- Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4,

KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 11/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

- Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.

Penggunaannya :

4. Untuk ikan 1-2% dan untuk udang 10-15%.

b) Garam Dapur (NaCl)

1. Fungsi: sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses

pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan.

2. Penggunaannya cukup 2%.

c) Bahan Perekat

1. Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu,

dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka.

2. Penggunaannya cukup 10%.

d) Antioksidan

1. Bahan: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-

2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA

(butylated hydroxyanisole).

2. Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.

e) Ragi dan Ampas Bir

1. Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat

menjadi alkohol dan CO2.

2. Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir.

3. Kandungan gizi: Protein=59,2%, Lemak=0, Karbohidrat=38,93%,

Abu=4,95%, Serat kasar=0, Air=6,12%.

4. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.

5. Kandungan gizinya: Protein=25,9%, Serat kasar=15%

6. Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.

6.3. Penyiapan Peralatan

1) Pakan Alami

a) Chlorella

1. Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas

dengan larutan klorin 150 ppm.

2. Dalam wadah 1 galon:

- Menggunakan stoples atau botol “carboys”, slang aerasi, dan batu

aerasi.

- Botol diisi medium ± 3 liter, untuk Chlorella air laut menggunakan

medium dengan kadar garam 15 permil, dan untuk Chlorella

menggunakan air tawar. Air medium disaring dengan kain saringan

15 mikron.

- Disterilkan dengan cara mendidihkan, klorinasi, atau penyinaran

dengan lampu ultraviolet.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 12/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

- Pemupukan dengan menggunakan ramuan Allen-Miguel, yang terdiri

dari 2 larutan, yaitu: (1) Larutan A, terdiri dari 20 gram KNO3 dalam

100 ml air suling; (2) Larutan B, terdiri dari: 4 gram Na2HPO4.12H2O;

2 gram CaCl2.6H2O; 2 gram FeCl3; dan 2 ml HCl; semuanya

dilarutkan dalam 80 ml air suling.

- Setiap 1liter medium, menggunakan 2 ml larutan A dan 1 ml larutan

B.

3. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton

- Wadah dicuci dan dibebashamakan. Air untuk medium harus

disaring. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran: 100 mg/liter

pupuk 21-0-0, Urea sebanyak 10-15 mg/liter dan pupuk 16-20-0

sebanyak 10-15 mg/l

- Untuk pertumbuhan dalam wadah besar (1ton) cukup menggunakan

urea dengan takaran 50 gram/m3.

b) Tetraselmis

1. Dalam wadah 1liter

- Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu

aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150

ml/ton.

- Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 permil yang telah

disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan

cara direbus, diklorin 60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm

Na2S2O3, atau disinari lampu ultraviolet.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :

1. Natrium nitrat – NaNO3 = 84 mg/l

2. Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 = 10 mg/l atau

Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6 mg/l atau

Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 = 11,2 mg/l

3. Besi klorida – FeCl3 = 2,9 mg/l

4. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 10 mg/l

5. Tiamin-HCl (vitamin B1) = 9,2 mg/l

6. Biotin = 1 mikrogram/l

7. Vitamin B12 = 1mikrogram/l

8. Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l

9. Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l

10Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l

11Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l

12Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l

2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)

- Dapat menggunakan botol “carboys” atau stoples.

- Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :

1. Urea-46 = 100 mg/l

2. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l

3. Agrimin = 1 mg/l

4. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 13/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

5. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l

6. Vitamin B1 = 0,005 mg/l

7. Vitamin B12 = 0,005 mg/l

3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton

- Wadah 200 liter dapat menggunakan akuarium, dan untuk 1 ton

menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiberglass.

- Persiapan lain sama.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :

1. Urea-46 = 100 mg/liter

2. Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter

3. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 5 mg/liter atau

Kalium dihidrofosfat-K2H2PO4 = 5 mg/liter

4. Agrimin = 1 mg/liter

5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/liter

- Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter

dan TSP 20-50 mg/liter.

c) Dunaliella

Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar

garam 18-22 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/liter, kemudian

diaerasi dan dibiarkan sebentar.

d) Diatomae

1. Dalam wadah 1liter

- Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu

aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150

ml/ton.

- Wadah diisi air medium yang telah disaring dengan saringan 15

mikron sampai 300-500 ml, dan berkadar garam 28-35 untuk

Diatomae laut dan air tawar untuk Diatomae tawar. Kemudian

disterilkan dengan cara direbus, diklorin, atau disinari lampu

ultraviolet.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:

a)Larutan A= KNO3 20,2 gram + Air suling 100 ml

b)Larutan B= Na2HPO4 2,0 gram + Air suling 100 ml

c)Larutan C= Na2SiO3 1,0 gram + Air suling 100

d)Larutan D= FeCl3) 1,0 gram + Air suling 20 ml

- Setiap 1 liter medium diberi larutan A, B, C, sebanyak 1 ml dan

larutan D 4 tetes. Kemudian diaerasi dengan batu aerasi dan sumber

udara dapat berasal dari mesin blower, kompressor atau aerator.

- Pupuk lain yang dapat ditambahkan:

1. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid)=10 mg/l

2. Tiamin-HCl (vitamin B1) = 0,2 mg/l

3. Biotin = 1,0 mg/l

4. Vitamin B12 = 1,0 mg/l

5. Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l

6. Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 14/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

7. Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l

8. Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l

9. Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l

2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)

- Wadah dicuci dan diisi air medium.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:

1. Urea = 100 mg/l

2. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l

3. Na2SiO3 = 2 mg/l

4. Agrimin = 1 mg/l

5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l

6. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l

7. Vitamin B1 = 0,005 mg/l

8. Vitamin B12 = 0,005 mg/l

3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton.

- Wadah dicuci dan diisi air medium.

- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :

1. Urea-46 = 100 mg/l

2. K2HPO4 atau KH2PO4 = 5 mg/l

3. Na2SiO3 = 2 mg/l

4. Agrimin = 1 mg/l

5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l

6. 16-20-0 = 5 mg/l

e) Spirulina

Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar

garam 15-20 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/l, kemudian

diaerasi dan dibiarkan sebentar.

f) Brachionus

1. Dengan Pemupukan

- Wadah yang digunakan berukuran 1-10 ton atau 10-100 ton yang

telah dicuci dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton. Wadah diisi

air melalui kain saringan halus.

- Pemupukan menggunakan kotoran sapi kering 20 mg/l, pupuk urea

dan TSP masing–masing 2 mg/l, kemudian didiamkan 4-5 hari,

sampai tumbuh jasad-jasad renik makanan Brachionus, yaitu jenis

Diatomae, seperti Cyclotella, Melosira, Asterionella, Nitzschia, dan

Amphora. Tumbuhnya Diatomae ditandai dengan warna coklat

perang.

2. Dengan Pemberian Makanan

- Wadah yang digunakan berukuran 1 ton, yang terbuat dari papan

kayu yang dilapisi lembaran plastik, bahan semen, atau fiberglass,

yang dicuci biasa. Wadah diisi air medium, tergantung jenis

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 15/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Brachionus. Wadah diletakkan di luar ruangan, di bawah atap

bening.

- Pemupukan menggunakan 100 mg/l urea, 20 mg/l TSP, dan 2 mg/l

FeCl3, untuk menumbuhkan algae planktonik (Chlorella dan

Tetraselmis). Medium diudarai untuk meratakan pupuk dan algae.

g) Artemia

1. Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak berbentuk empat

persegi panjang dengan sudut tegak lurus, menyerong, atau

melengkung. Ukurannya 300 liter, 2 ton, 5 ton, dsb.

2. Di tengah bak dipasang penyekat terbuat dari papan/lembaran plastik

dengan arah membujur sejajar dengan sisi bak yang panjang. Jarak

antara ujung penyekat tengah dengan sisi bak yang pendek 2/3 kali

jarak antara penyekat tengah dengan sisi bak yang panjang, dan jarak

sisi bawah dengan dasar bak 2-5 cm.

3. Dalam bak dipasang "air water lift (AWL)" yang terbuat dari pipa-pipa

PVC untuk menimbulkan putaran.

- Kedalaman 20 cm, diameter pipa AWL= 25 mm

- Kedalaman 40 cm, diameter pipa AWL= 40 mm

- Kedalaman 75 cm, diameter pipa AWL= 50 mm

- Kedalaman 100 cm, diameter pipa AWL= 60 mm

4. Pipa AWL dipotong miring 30-45 derajat pada ujung bawahnya dan

dipasang menyentuh dasar bak. Pipa AWL diikat pada kedua belah sisi

penyekat tengah dan ujung -ujung bagian atasnya dibuat menyerong

30-45 derajat. Jarak antara AWL 25-40 cm dengan arah berlawanan.

5. Slang plastik berdiameter 6 mm dimasukkan pada AWL untuk saluran

udara, yang dihubungkan dengan tabung pembagi udara terbuat dari

pipa PVC berdiameter 5 cm dan diikat pada atas penyekat tengah.

6. Tabung dihubungkan dengan pipa udara yang mengalirkan udara dari

mesin penghembus udara (Blower).

7. Air untuk pemeliharaan adalah air laut (kadar garam 30-35 permil) atau

air tiruan (kadar garam 30 permil) yang dapat dibuat dari beberapa

bahan kimia, yaitu:

- Garam dapur (NaCl) = 31,08 gram

- Magnesium sifat (MgSO4) = 7,74 gram

- Magnesium klorida (MgCl2) = 6,09 gram

- Kalsium klorida (CaCl2) = 1,53 gram

- Kalium klorida (KCl) = 0,97 gram

- Natrium hidrokarbonat (NaHCO3) = 2 gram

- Air tawar dijadikan 1 liter

MgSO4, KCl, NaHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah

sebelum digunakan.

8. Penyaringan air dilakukan untuk mengurangi timbunan kotoran.

Penyaringan air dilakukan dengan kotak keping penyaring berbentuk

kotak persegi empat yang terbagi 2 bagian, yaitu bagian pertama untuk

pemasukan air dan bagian kedua untuk pengendapan. Ukuran kotak

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 16/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

10% dari bak dan terbuat dari kayu yang dicat dengan epoxy. Alat ini

dibersihkan 2 hari sekali.

h) Infusoria

1. Penangkaran dapat dilakukan secara berurutan dalam wadah 1 liter, 1

galon, 200 liter, dan 1 ton. Untuk wadah 1 liter dan 1 galon,

menggunakan air rebusan jerami sebagi medium, dan untuk wadah

yang lebih besar menggunakan air mentah.

2. Air mentah dimasukkan dalam wadah 200 liter dan 1 ton (tergantung

jenis Ciliatanya) dan ditambah potongan-potongan jerami atau rumput

kering, daun selada, atau kulit pisang kering, kemudian air diaerasi.

i) Kutu Air

1. Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak dengan ukuran 1

ton (1 m3). Bak diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari

langsung.

2. Wadah diisi air tawar sampai 60 cm dan diudarai dengan batu 1-2

aerasi per 2,5 m2.

3. Pemupukan menggunakan kotoran ayam kering yang dilarutkan dalam

air samapi konsentrasinya 10% dan bungkil kelapa yang ditumbuk

halus dan diayak dengan saringan 500 mikron.

4. Pemupukan pertama menggunakan kotoran ayam 1000 ml/ton dan

bubuk bungkil kelapa 200 gram/ton yang dicampur dan dimasukkan

dalam kantong yang diperas di atas bak pemeliharaan, sehingga air

perasan langsung jatuh ke bak.

5. Pemupukan kedua dilakukan 4 hari kemudian, dan pemupukan ketiga

dilakukan bila perlu.

j) Jentik-jentik nyamuk

1. Wadah penetasan yang juga merupakan wadah pemeliharaan dapat

berupa pengaron, ember plastik, atau wadah bukan logam yang

lainnya. Air medium menggunakan air leri atau air biasa.

2. Setelah telur cukup, wadah dimasukkan dalam kandan yang diberi

dinding kelambu.

k) Cacing Tubifex

1. Lahan dibuat dengan bentuk mirip kolam dengan luas 10x10 cm atau

lebih, dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air.

2. Dasar kolam dibuat petakan-petakan (blok) lumpur, berjarak 20 cm,

setinggi 10 cm dengan luas 1x2 m dan dasarnya dilapisi papan kayu

atau dibentuk cetakan.

3. Pemupukan menggunakan dedak halus (200-250 gram/m2) atau

kotoran ayam yang telah dibersihkan dan dihaluskan sebanyak 300

gram/m2. Pupuk ditebar di lahan dan direndam air 5 cm selama 4 hari

bila menggunakan dedak dan 3 hari bila menggunakan kotoran ayam.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 17/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

l) Ulat Hongkong

1. Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak

kayu/tripleks berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi selotip/isolasi pada

bagian bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.

2. Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka untuk

memudahkan panen. Kemudian wadah ditempatkan pada rak dan

diletakkan dalam ruang gelap dan tidak kena sinar matahari.

3. Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak halus dan ampas

tahu kering atau tepung jagung yang dicampur tepung tulang dan

tepung ikan yang telah disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah

setebal 2-3 cm.

2) Pakan Buatan

Alat-alat yang diperlukan :

a) Alat Penggiling dan Pengayak

b) Alat Penimbang dan Penakar

c) Alat Pengaduk dan Pencampur

d) Alat Pemasak

e) Alat Pengering

f) Alat Penyimpan

6.4. Pemeliharaan Pakan Alami

a) Chlorella

1. Dalam wadah 1 galon :

- Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk, sampai airnya

berwarna agak kehijau-hijauan. Bibit yang masuk disaring dengan

saringan 15 mikron.

- Wadah disimpan di dalam ruang laboratorium di bawah penyinaran

lampu neon, dan air diudarai terus-menerus.

- Setelah ± 5 hari, Chlorella sudah tumbuh dengan kepadatan sekitar 10

juta sel/ml. Airnya berwarna hijau segar.

- Hasil penumbuhan ini digunakan sebagai bibit pada penumbuhan

dalam wadah yang lebih besar.

2. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton :

- Untuk wadah 60 liter membutuhkan 1 galon bibit dan untuk wadah 1 ton

membutuhkan 5 galon bibit.

- Selain dipupuk, dapat dilepaskan ikan mujair besar 4-5 ekor/m2 yang

diberi makan pelet secukupnya, bertujuan sebagai penghasil pupuk

organik dari kotorannya.

- Wadah disimpan dalam ruangan yang kena sinar matahari langsung.

- Setelah 5 hari pertumbuhan terjadi dan pada puncaknya dapat

mencapai kepadatan 5 juta sel/ml.

- Secara berkala medium perlu dipupuk susulan, penambahan air baru,

dan pemberian obat pemberantas hama.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 18/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

b) Tetraselmis

1. Dalam wadah 1liter :

- Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 100.000

sel/ml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam

ruang ber-AC, dan di bawah sinar lampu neon.

- Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml.

Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.

2. Dalam wadah 1 galon (3 liter) :

- Bibit dari penumbuhan dalam wadah 1 liter, ditebar dalam medium yang

telah diberi pupuk, untuk setiap galon membutuhkan bibit 100 ml,

hingga kepadatan mencapai 100.000 sel/ml.

- Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-AC, di bawah lampu neon, dan

airnya diudarai terus-menerus.

- Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml.

Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.

3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton

- Wadah 200 liter membutuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton

100 liter.

- Dalam waktu 4-5 hari mencapai puncak perkembangan dengan

kepadatan 2-4 juta sel/ml.

- Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk

penumbuhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton dapat

digunakan sebagai pakan.

c) Dunaliella

1. Dalam pemeliharaan harus diperhatikan penempatan wadah agar cukup

mendapat cahaya, sehingga fotosintesa dapat berjalan lancar.

2. Setelah pupuk tercampur merata, bibit dimasukkan sebanyak 1/3 bagian.

Wadah ditutup kapas atau stirofoam yang telah diberi slang untuk

mencegah kontaminasi.

3. Empat hari setelah masa pemeliharaan, dapat dipanen dan dikultur pada

wadah yang lebih besar.

d) Diatomae

1. Dalam wadah 1liter :

- Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 70.000

sel/ml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam

ruang ber-AC, dan di bawah sinar lampu neon.

- Setelah 3-4 hari telah berkembang dengan kepadatan 6-7 juta sel/ml.

Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.

2. Dalam wadah 1 galon (3 liter) :

- Bibit ditebar sebanyak 100 ml. Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-

AC, di bawah lampu neon, dan airnya diudarai terus-menerus.

- Setelah 2 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-6 juta sel/ml.

Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 19/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton

- Wadah 200 liter membutuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton

100 liter.

- Dalam wadah 200 ml, waktu 2 hari mencapai puncak perkembangan

dengan kepadatan 2-4 juta sel/ml, sedangkan wadah 1 liter, dalam 3

hari mencapai 2-3 juta sel/ml.

- Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk

penumbuhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton dapat

digunakan sebagai pakan.

e) Spirulina

1. Dalam pemeliharaan harus diperhatikan penempatan wadah agar cukup

mendapat cahaya, sehingga fotosintesa dapat berjalan lancar.

2. Setelah tercampur merata, bibit dimasukkan sebanyak 1/5-1/10 bagian.

Empat hari setelah masa pemeliharaan, dapat dipanen dan dikultur pada

wadah yang lebih besar.

f) Brachionus

Dengan Pemupukan: Bibit Brachionus ditebar 4-5 hari setelah pemupukan,

sebanyak 10 ekor/ml. 5-7 hari kemudian, Brachionus berkembang dengan

kepadatan sekitar 100 ekor/l dan dapat digunakan sebagai pakan ikan.

Dengan Pemberian Pakan:

1. Bibit Brachionus ditebar 4-5 hari setelah pemupukan, sebanyak 10

ekor/ml. Wadah setiap hari pagi diaduk sebagai ganti pengudaraan.

2. Pemberian makanan berupa algae dapat diganti dengan ragi roti

sebanyak 1-2 gram berat basah per 1 juta ekor per hari pada suhu 25

derajat C atau 2-3 gram pada suhu lebih dari 25 derajat C. Takaran untuk

ragi kering adalah 1/3-1/2 takaran berat basah

3. Apabila campuran algae tidak bisa diberikan terus-menerus, maka 1-2 jam

sebelum panen harus diberi makanan algae secukupnya.

- Ragi laut (Rhodotorula) dapat juga diberikan sebagai makanan

Brachionus. Ragi laut dapat diperoleh dari saluran pembuangan

pembenihan ikan dan udang laut.

- Ragi laut dapat ditumbuhkan dengan memupuknya dengan 10 g gula, 1

g (NH4)2SO4, dan 0,1 g KH2PO4 atau K2HPO4 untuk setiap 1 liter air

laut, dan ditambah HCl untuk mencapai pH 4. Dalam wadah 500-1000

liter, kepadatannya 100 juta sel/ml.

- Brachionus yang diberi makan ragi laut mencapai kepadatan 80-120

ekor/ml dalam masa pemeliharaan 25 hari.

g) Artemia

1. Makanan utama Artemia adalah katul padi (dedak halus) yang berukuran

<>

bir, ragi laut, dedak gamdum, tepung kedele, dan tepung ganggang.

2. Dedak dilarutkan sebanyak 50-150 gram/l air garam (150 gram dalam 1

liter air), kemudian diblender dan disaring dengan kain saring halus 50

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 20/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

mikron. Larutan dedak diwadahi kantong plastik berdasar kerucut dan

diberi slang plastik yang dilengkapi kran untuk pemberian pakan.

3. Jumlah pemberian pakan ditentukan berdasarkan kekeruhan medium,

Artemia dewasa (>2 minggu) kekeruhannya 20-25 cm, dan Artemia

berumur <>

Usaha Pembesaran

1. Benih berupa burayak tingkat nauplius instar I yang masih belum perlu

makan dengan padat penebaran 1000-3000 ekor/l yang dilakukan pada

senja hari.

2. Pemberian makan untuk umur 1-5 hari, ditandai dengan kekeruhan 15-20

cm dan untuk umur > 6 hari 20-25 cm.

3. Alat penyaring air mulai dipasang dengan mata saringan yang berangsurangsur

diperbesar sesuai umur Artemia, yaitu 200, 250, 350, dan 450

mikron.

4. Kadar O2, pH, dan suhu air diamati secara rutin. Aerasi ditambah bila O2 <

2 mg/l dan pH <>

Bak pemeliharaan ditutup plastik pada malam hari untuk mencegah

fluktuasi suhu. Suhu yang baik adalah 25-30 derajat C. Kotoran yang

mengendap pada dasar bak harus selalu disedot.

Produksi Nauplius

1. Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.

2. Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak

secara ovovivipar (melahirkan nauplius), yaitu kadar garam 40-50 permil,

suhu 25-30 derajat C, kadar O2 4 mg/l, dan pH 7,5-8,5.

3. Umur 3 minggu Artemia mulai kawin dan setiap 4-5 hari sekali akan

beranak dengan jumlah 100-300 ekor. Umur induk dapat mencapai 6

bulan.

Produksi Telur

- Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.

- Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak

secara ovipar (bertelur), yaitu peningkatan kadar garam dan penurunan

kadar O2 .

- Setelah Artemia dewasa kadar garam dinaikkan sampai 90 permil dengan

cara menambah larutan garam pekat secara berangsur-angsur tiap hari.

- Setelah berumur 4 minggu, ditambah EDTA sampai kadarnya 25 mg/l

dalam waktu 1 minggu.

- Minggu ke-5, kadar O2 diturunkan dengan cara memutuskan aerasi tiap 1

jam selama 10 menit. 1-2 minggu kemudian induk Artemia mulai

mengandung telur.

h) Infusoria

1. Penebaran bibit Ciliata dilakukan setelah makanan tumbuh, yaitu ±1

minggu setelah persiapan wadah.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 21/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

2. Ciliata dapat berkembang biak dalam waktu seminggu, ditandai dengan

warna air medium yang berubah jadi keputih-putihan.

3. Apabila medium budidaya berbau busuk, dilakukan pergantian air secara

bertahap dengan menggunakan slang air.

i) Kutu Air

1. Pemasukan biibt dilakukan 18-24 jam sesudah pemupukan awal dengan

padat penebaran 30 ekor/l.

2. Perkembangannya akan mencapai puncak dalam waktu 7-10 hari dengan

kepadatan 3000-5000 ekor/l.

3. Makanan kutu air terdiri dari tumbuhan renik dan detritus.

j) Jentik-jentik nyamuk

1. Makanan diberikan secara berkala yang terdiri dari ragi, kotoran kelinci

dan susu bubuk, atau detritus kering yang berasal dari alam.

2. Dinding wadah yang ditumbuhi bakteri/lendir harus dibersihkan.

k) Cacing Tubifex

Penebaran bibit dilakukan dalam lubang-lubang kecil di atas bedengan

(petakan /blok) yang berjarak 10-15 cm dengan jumlah 10 ekor /lubang.

Masa pemeliharaan cacing sekitar 10 hari.

l) Ulat Hongkong

1. Pemberian pakan tambahan berupa buah-buahan dan sayuran yang

masih segar.

2. Pembersihan tempat dilakukan bila media hidup berubah warna jadi agak

hitam. Caranya dengan menyaring/mengayak sel media dan ulatnya

dengan ukuran saringan tergantung ukuran ulat. Untuk membersihkan

kotoran yang agak besar dilakukan dengan menampi.

3. Dalam waktu 2 minggu, ulat berubah bentuk menjadi kepompong,

kemudian kumbang dan membutuhkan makanan lebih banyak.

4. Kumbang berwarna agak keputihan, kemudian berubah kehitam-hitaman.

Setelah 3 minggu kumbang bertelur sebanyak 1000 butir/ekor dan akan

menetas 5-6 hari kemudian. Umur induk hanya 1 bulan setelah bertelur.

5. Ulat yang menetas baru terlihat setelah 2 minggu. Pakan tambahan yang

diberikan, terutama sawi putih/sayuran lain yang banyak kandungan

airnya.

6.5. Pembuatan Pakan Buatan

Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zatzat

dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.

a) Bentuk Larutan Emulsi

1. Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan

dilarutkan dalam 200 ml air.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 22/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

2. Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan

akhirnya 1 g vitamin.

3. Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental

seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.

4. Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan

yang berumur 3-20 hari.

b) Bentuk Larutan Suspensi

1. 20 g kedele direbus sampai masak, agar zat penghambat tumbuhnya

hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring

dengan kain mori halus. Telur itik diberi perlakukan serupa dan yang

digunakan hanya bagian yang kuning.

2. Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk

merata.

3. Digunakan untuk makanan burayak.

c) Bentuk Roti Kukus

1. Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur

ditambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sampil terus

diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.

2. Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak

didinginkan dengan kipas angin.

3. Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang

kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.

4. Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil,

kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil

diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam

lemari es selama 3 hari.

5. Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan

melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya

disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.

d) Bentuk Pellet

1. Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering

dan gumpalan (pasta).

2. Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat

masih kering, atau disendirikan. Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh

dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu

bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya.

3. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan

diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa

pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan

tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah

dapat ditambah air sedikit demi sedikit.

4. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya,

maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± 1/4

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 23/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak

cepat dingin.

5. Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.

6. Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka

pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.

7. Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan

diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotongpotong

sepanjang 3 cm.

8. Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10-

20%. Pengeringan dihentikan apabila pelet kering, keras dan mudah

patah.

e) Bentuk Remah dan Tepung

1. Keduanya berasal dari pellet yang sudah kering. Pellet digiling lagi dengan

penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butiran tergantung kendor

kencangnya setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling.

2. Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan.

- Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105

mikron.

- Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.

f) Bentuk Lembaran

1. Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur

ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.

2. Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan mengental

menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipistipis

dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium, kemudian dipanggang

sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.

3. Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian

mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama dan Penyakit Pakan Alami

a) Chlorella

1. Untuk mencegah berkembangnya hama dan pengganggu, medium

dibubuhi dengan larutan tembaga sulfat atau trusi (CuSO4) sebanyak 1,5

mg/l. Selain itu air baru yang akan ditambahkan harus disaring dengan

kain saringan 15 mikron.

2. Hama yang sering mengganggu adalah Brachionus, Copepoda, dll. Untuk

memberantas hama tersebut dalam wadah 60 liter atau 1 ton dapat

dilepas ikan mujair 4-5 ekor.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 24/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

b) Kutu Air

1. Moina yang bergerombol di permukaan menunjukkan mutu medium

menurun.

2. Cendawan yang meningkat pada hari ke-3. Bila cendawan sudah banyak,

budidaya dihentikan dan bak dikeringkan.

3. Bila muncul Brachionus dan Ciliata, budidaya dihentikan dan kolam dicuci

dengan larutan klorin 100 ml/m3 dan dikeringkan.

c) Jentik-jentik nyamuk tari (Chironomus) dicegah dengan menutup bak dengan

kasa nyamuk.

d) Ulat Hongkong

Hama yang mengganggu, antara lain : semut, cecak, dan tikus. Pencegahan

dilakukan dengan mengolesi wadah dengan minyak mesin (Oli).

7.2. Gangguan pada pakan buatan

a) Bahan kimia yang sering mengotori bahan baku adalah obat-obatan

pemberantas hama pertanian, terutama pestisida organoklorin.

b) Kotoran-kotoran, seperti : limbah industri, kotoran dari mesin-mesin

pengolahan.

c) Bahan kimia beracun yang secara alami terdapat dalam bahan baku.

8. PANEN (Panen Pakan Alami)

a) Chlorella

Chlorella dipanen dari perairan masal 60 l/ 1 ton dan dapat langsung

diumpankan pada ikan.

b) Tetraselmis

Cara pemanenan langsung diumpankan dan diambil dari budidaya masal 1

ton.

c) Dunaliella

Cara pemanenan langsung diumpankan dan diambil dari budidaya masal 1

ton.

d) Diatomae

1. Pemanenan menggunakan alat penyaring pasir yang terbuat dari ember

plastik 60 l, yang bagian bawahnya dipasang pipa PVC (d = 5 cm) yang

berlubang-lubang kecil sebagai saluran pembuangan air.

2. Ember diisi kerikil yang berukuran 2-5 mm dan pasir (d = 0,2 mm,

koefisien keseragaman 1,80). Tinggi lapisan pasir ± 4/5 bagian dari jumlah

seluruh isi pasir dan kerikil, dan ± 8 cm diatas permukaan pasir dibuat

lubang perluapan.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 25/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

3. Diatomae dari bak pemeliharaan dimasukkan ke dalam bak penyaring

pasir dengan pompa air dan akan tersaring oleh lapisan pasir.

4. Dari lubang pengurasan dipompakan air yang akan menembus lapisan

kerikil dan pasir dan meluapkan air beserta Diatomae melalui lubang

peluapan kemudian ditampung dalam sebuah wadah.

e) Brachionus

1. Panen Brachionus dilakukan pada waktu kepadatannya mencapai 100

ekor/ml dalam jangka waktu 5-7 hari atau 2 minggu kemudian dengan

kepadatan 500-700 ekor / ml.

2. Panen sebagian dapat dilakukan selama 45 hari, dimana 1-2 jam sebelum

penangkapan, air diaduk , kemudian didiamkan. Brachionus yang

berkumpul di permukaan diseser dengan kain nilon no 200 / kain plankton

60 mikron.

3. Panen total dilakukan dengan menyedot air dengan selang plastik dan

disisakan 1/3 bagian kemudian disaring dengan kain nilon 200 atau kain

plankton 60 mikron.

4. Hasil tangkapan dicuci bersih dan sudah dapat dimanfaatkan.

f) Artemia

1. Usaha Pembesaran

- Panen dilakukan pada umur 2 minggu dan ukuran Artemia mencapai 8

mm. Sebelum penangkapan, aerasi dihentikan selama 30 menit, lalu

Artemia yang naik ke permukaan diserok dengan seser kain halus.

- Artemia dapat langsung dimanfaatkan atau disimpan dalam freezer.

2. Produksi Nauplius

Penangkapan dilakukan dengan memanfaatkan kotak keping penyaring

yang dilengkapi saringan 200 mikron pada ujung pipa peluapannya.

Nauplius diambil setelah yang terkumpul dalam jumlah banyak.

3. Produksi Telur

- Cara penangkapan sama dengan produksi nauplius

- Telur dicuci bersih dan direndam 1 jam dalam larutan garam 115

permil, dikeringkan selama 24 jam, 35-40 derajat C.

- Penyimpanan dilakukan di kantong plastik yang diisi gas N2/kaleng

hampa udara.

g) Infusoria

Infusoria dipanen dalam waktu 1 minggu, ditandai dengan perubahan warna

medium menjadi keputih-putihan.

h) Kutu Air

Pemanenan dilakukan dengan menghentikan aerasi, penyedotan dan

penyaringan medium dengan saringan ukuran 200-250 mikron dan 800-1500

mikron untuk memisahkan dari jentik-jentik nyamuk.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 26/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

i) Cacing Tubifex

1. Panen dilakukan setelah 10 hari dengan cara memungutnya dengan

tangan beserta lumpurnya, kemudian dicuci.

2. Panen total dilakukan apabila kondisi tanah dan medium tidak dapat

menyediakan makanan lagi.

j) Ulat Hongkong

Pemanenan dilakukan jika larva ulat berumur 2 bulan dan berukuran 1,5-2

cm. Caranya dengan menggunakan alat penyaring/ayakan dengan agak

besar.

9. PASCAPANEN (Pakan Alami)

a) Hasil panen phytoplankton dapat langsung dimanfaatkan atau disimpan

dalam bentuk basah/kering, setelah dikonsentratkan dengan plankton net,

plate separate, atau centrifuge.

b) Penyimpanan stok murni phytoplankton dilakukan dalam media cair/agar dan

disimpan dalam lemari pendingin dengan masa simpan 1 bulan.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1.Analisis Usaha Budidaya

Adanya kecenderungan peningkatan permintaan produksi perikanan

mendorong berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya di Indonesia. Hal

ini berarti kebutuhan benih semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan

benih tersebut, telah diterapkan teknologi manipulasi pembenihan. Kebutuhan

pakannya pun dipenuhi dari luar dengan maksud agar jumlah dan kualitas

benih yang dihasilkannya bisa maksimal.

Selama ini jenis pakan yang banyak digunakan untuk tujuan tersebut adalah

pakan buatan. Akan tetapi, sebagai pakan benih ikan, jenis pakan buatan

mempunyai banyak kekurangan dibandingkan pakan alami. Komponen

penyusun pakan alami lebih lengkap, sehingga para pembenih ikan cenderung

lebih menyukai pakan alami. Kebutuhan ini sulit terpenuhi, karena belum ada

pengusaha yang menanamkan modalnya secara khusus dalam produksi pakan

ikan alami.

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

Pakan ikan alami yang digunakan sebagai makanan benih ikan/udang,

sebagian besar dibuat sendiri dalam satu unit pembenihan. Hal ini dirasa

kurang praktis dan tidak ekonomis, sehingga masih terbuka kesempatan yang

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Hal. 27/ 27

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

sangat luas untuk membuka usaha produksi ikan alami. Untuk sementara

waktu, sasaran utama produksi pakan ikan alami adalah para mahasiswa,

peneliti, atau perusahaan pembenihan udang. Tetapi dalam jangka panjang

usaha ini memiliki prospek ekonomi yang baik.

11. DAFTAR PUSTAKA

a) Anonimuos. 1993 Skeletonema Bebas Parasit. Dalam Techner. Volume 07.

Tahun II.

b) Anonimous. 1994. Ulat Hongkong untuk Ikan Hias. Techner. Volume 15.

Tahun III.

c) Djariah, A.B. 1995. Pakan Ikan Alami. Penerbit Kanisius. Jakarta.

d) Isnansetya, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan

Zooplankton. Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Penerbit

Kanisius.

e) Mujiman, A. 1999. Makanan Ikan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;

Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829

Jakarta, Maret 2000

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Editor : Kemal Prihatman

TEladan MANdiri

Carol Bartz dan
Tiga Kunci Sukses



Carol Bartz dihormati dan diteladani oleh karyawan perusahaan, rekan bisnis, dan juga lawan. Tidak banyak pemimpin bisnis yang bisa seperti wanita pemimpin bisnis yang handal ini. Apa rahasia sang CEO di Autodesk, salah satu produsen terkemuka dalam computer-aided manufacturing (CAM) software? Simak tiga kunci sukses Carol Bartz untuk menjadi seorang pemimpin yang dihormati karyawan, rekan dan lawan.

Kenal Bisnis yang Ditekuni
“Anda perlu tahu benar bisnis yang Anda tekuni.” Ini yang diungkapkan oleh Carol Bartz dalam menanggapi cara memimpin perusahaan dengan efektif. Seorang pemimpin perusahaan perlu memiliki pengalaman dan keterampilan bisnis yang lateral. Jadi, akan lebih baik bagi seorang pemimpin jika ia memiliki pengalaman lapangan lintas fungsi bisnis, yaitu lebih dari satu fungsi bisnis (misalnya: marketing dan finance, human resources dan marketing). Dengan demikian ia bisa melihat perusahaan dan masalah yang dihadapi perusahaan secara lebih komprehensif. Keputusan yang diambilpun bisa menjadi lebih tepat dan berbobot.

“Management Style” dan “Corporate Culture”
Syarat lain yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin bisnis adalah kecocokan antara ‘management style’ dan budaya perusahan tempat ia berkarya. Tanpa adanya kecocokan maka sang pemimpin tidak akan mendapat dukungan. Inilah yang menjadi landasan Carol Bartz dalam merekrut tokoh-tokoh kunci di perusahaan yang dipimpinnya. Management Style merupakan ciri yang melekat dalam diri seseorang, tidak bisa dipalsukan. Gaya ini penting untuk melengkapi pengalaman kerja yang kaya. Jika ada kecocokan antara Management Style dan Corporate Culture, maka Carol tidak akan ragu untuk mengundang calon tersebut bergabung dengan Autodesk.

Monitoring Bukan Mentoring
Bawahan memiliki gaya mereka sendiri, sehingga akan sulit bagi seorang pemimpin untuk melakukan mentoring guna mengubah gaya mereka atau guna meminta mereka mencontoh gaya sang supervisor atau manager. Karena itulah Carol Bartz tidak setuju dengan upaya mentoring. Yang perlu dilakukan seorang pemimpin adalah menyampaikan dan menunjukkan arah dan tujuan yang mereka ingin untuk dicapai oleh karyawan mereka.
Selanjutnya memberi pemimpin bisa memberi kesempatan kepada karyawan untuk memacu kreativitas mereka dalam mencari jalan untuk mencapai tujuan yang telah ditunjukkan.
Dalam proses mencapai tujuan, pemimpin perlu melakukan monitoring secara ketat, sehingga jika karyawan agak melenceng ke kiri atau ke kanan bisa langsung terlihat dan bisa langsung diarahkan untuk kembali ke jalur yang tepat.
Dengan menerapkan tiga kunci sukses ini, Carol Bartz mampu menjadi seorang pemimpin yang disegani oleh karyawan, rekan dan lawan. Bagaimana dengan Anda? Kunci sukses mana yang ingin Anda terapkan?
Selamat mencoba.

KATA-KATA BIJAK


Jika kita yakin kita akan menang, majulah perang. Jika kita tidak yakin, mundurlah dulu untuk menyusun kekuatan agar kita yakin bisa menang.
Pepatah dari negeri Cina

Kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.
G. Arthur Keough, Pendidik

Tindakan Anda memiliki kekuatan yang lebih dahsyat untuk mempengaruhi orang lain dari pada perkataan Anda.
Oliver Goldsmith, penyair

Bagaimana Memanfaatkan Waktu
dengan Bijak?



Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina
Nusantara (www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

Mengapa sebuah proyek terlambat diselesaikan? Mengapai target tidak tercapai? Mengapa deadline tak terkejar? Semua ini tidak terjadi begitu saja, atau secara tiba-tiba, tetapi akibat tumpukan waktu yang tidak dikelola dengan bijak. Lalu mengapa kita perlu mengelola waktu dengan bijak? Bagaimana cara mengelola waktu dengan bijak? Dapatkan jawabannya dengan menyimak yang berikut.

Mengapa Perlu Memanfaatkan Waktu?
Banyak alasan yang perlu dipertimbangkan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak.

Waktu adalah uang
Karena terlambat datang ke sebuah wawancara, Nani kehilangan pekerjaan yang potensial memberikannya penghasilan 30% di atas penghasilannya sekarang. Karena tidak dapat memenuhi waktu penyelesaian sebuah proyek yang telah disetujui bersama dengan pihak pemberi proyek, perusahaan Pak Budi didenda US$ 5,000 setiap harinya.
Kebiasaan Maya yang sering terlambat dalam banyak hal (datang terlambat, menyerahkan tugas dan laporan juga terlambat), Maya kehilangan kesempatan untuk mendapat promosi dengan tanggung jawab yang lebih besar serta gaji dan tunjangan jabatan yang lebih besar pula. Seandainya saja mereka bisa mengelola waktu dengan lebih bijak, maka pasti banyak kesempatan emas yang bisa mereka raih. Bagaimana dengan Anda?

Waktu tak akan kembali
Berikut adalah sebuah ilustrasi menarik, diterima penulis dalam sebuah email. Coba bayangkan Anda setiap hari menerima uang sebesar US$ 86.400 di rekening bank Anda yang bisa Anda tarik sebagian, atau semuanya. Syaratnya hanya satu: jika uang ini tidak Anda manfaatkan pada hari yang sama, uang itu akan hangus, namun keesokan harinya Anda akan menerima sejumlah yang sama. Begitu seterusnya.
Nah, apa yang akan Anda lakukan dengan uang sebesar US$ 86.400 setiap harinya? Apakah Anda akan memanfaatkan sebagian saja atau seluruhnya? Tanpa harus berpikir lama, kemungkinan besar Anda akan menjawab bahwa Anda akan memanfaatkan seluruhnya, karena jika tidak, uang ini akan hangus.
Nah, ternyata sifat hangus ini juga berlaku bagi waktu. Waktu yang kita terima adalah anugerah yang nilainya lebih besar dari uang. Anugerah ini tidak bisa disimpan dan akan hangus jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik. Waktu yang telah lalu, tak akan kembali. Lalu, apa keputusan Anda?

Bagaimana Memanfaatkan Waktu?
Mungkin sekarang Anda sudah bisa diyakinkan bahwa waktu perlu dikelola dengan bijak. Tetapi, bagaimana caranya? Anda bisa belajar dari beberapa pelaku bisnis berikut yang telah berhasil mengelola waktu mereka dengan bijak.
Fokus pada kekuatan
Lucio A Noto, mantan CEO Mobil, salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, menerapkan strategi untuk fokus pada kekuatan. “Do what you do best, let others take care of the rest,” demikian motto sang CEO.
Menurut Lucio, dengan cara ini banyak waktu yang dapat dihemat dan dialokasikan untuk melakukan hal-hal yang lebih penting atau lebih memiliki nilai tambah bagi usaha yang ditekuni. Misalnya, untuk tampil unggul, Mobil, yang memiliki kekuatan di industri perminyakan, memfokuskan seluruh waktu, energi, dan sumber daya untuk membangun kekuatannya tersebut, sedangkan bidang-bidang lain yang bukan merupakan kekuatan dipangkas dan bidang yang sifatnya menunjang diserahkan pada pihak lain untuk mengelolanya.
Hasilnya, Mobil mampu memfokuskan strateginya untuk mempertahankan keunggulannya dan berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya secara signifikan dari US$ 3 miliar menjadi US$ 12 miliar menjelang abad ke-21.

Buat daftar
Sebagai seorang pelaku bisnis yang memiliki dan mengelola berbagai usaha makanan, William E Heinecke, sangat mengandalkan daftar hal-hal yang harus dikerjakan (things to do) dan orang-orang yang harus dihubunginya (people to call).
Tiap hari ia membuat daftar Things to do dan People to call. Daftar ini disusun berdasarkan skala kepentingan. Pada akhir hari, beberapa saat sebelum pulang, ia melihat kembali daftar yang dibuatnya tersebut.
Di sisa hari ia mencoba menyelesaikan apa yang belum terselesaikan. Dalam perjalanan pulang dari kantor pun ia memanfaatkan waktunya menelepon orang-orang yang belum sempat diteleponnya. Dengan daftar ini, ia merasa lebih memiliki kendali terhadap waktu dan hasil yang diharapkannya.

Ingat tujuan
Jika Heinecke mengandalkan daftar, lain lagi dengan Bill Gates, Kaisar yang membidani Microsoft. Teknik mengelola waktu dengan bijak yang digunakan oleh Bill Gates adalah mengaitkan waktu dengan Tujuan.
Bill Gates membuat daftar tujuan yang akan dicapainya. Tujuan ini dijadikannya acuan ketika memimpin rapat. Jika ada pembicaraan yang melenceng dari tujuan, pembicaraan tersebut bisa dialihkan kembali ke arah yang telah disepakati bersama.
Dengan demikian rapat yang mengacu pada tujuan tersebut bisa diadakan dalam waktu yang lebih sedkit dengan hasil yang lebih baik (singkat namun berbobot).

Menyisihkan waktu belajar
Jeffrey J Fox, penulis buku How to Become CEO, mengusulkan agar tiap orang secara rutin menyisihkan waktu untuk meningkatkan diri. Waktu yang dipilih bisa berbeda dari satu orang ke orang yang lain.
Bagi yang merasa lebih produktif pagi hari, bisa menyisihkan satu jam di pagi hari untuk “belajar”, misalnya, waktu perjalanan dari rumah ke kantor (jika Anda naik kendaraan umum, atau jika Anda dibantu oleh supir pribadi).
Sebaliknya, jika waktu produktif Anda adalah malam hari, Anda bisa menyisihkan waktu malam hari Anda untuk “belajar”. Belajar disini tidak harus dilakukan di kelas. Belajar bisa dilakukan dengan berdiskusi dengan orang lain, belajar “di internet”, membaca buku, koran, majalah, ataupun mendengarkan kaset-kaset pengembangan diri. Belajar merupakan upaya “mengisi bensin” bagi pikiran Anda agar Anda bisa terus melaju tanpa hambatan.

KISS
Keep it Simple and Sound (KISS). Ini merupakan strategi yang diterapkan oleh Chuck Knight, CEO Emerson Electric. Menurut Chuck, dengan menerapkan strategi ini, segala sesuatu (termasuk tugas yang rumit sekalipun) pasti bisa diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati bersama.
Caranya: Buat perencanaan. Dengan membuat rencana, setengah dari sukses sudah bisa diraih. Dalam membuat rencana, kita bisa mengidentifikasi tugas-tugas rumit dan memecahkannya menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana.
Dalam perencanaan, kita bisa memperkirakan waktu yang diperlukan, mengantisipasi kesulitan, dan menyiapkan strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut sebelum kesulitan tersebut berubah menjadi masalah.

Lihat ke depan
Seperti seorang kapten kapal yang senantiasa harus melihat ke depan ketika mengemudikan kapalnya, demikian pula dengan seorang pemimpin bisnis. Menurut Bob Eaton dari DaimlerChrysler, seorang pemimpin bisnis harus mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk melihat ke depan (memanfaatkan kekuatan visi), sehingga ia bisa melihat ke arah mana bisnisnya akan melaju.
Dengan demikian akan lebih mudah baginya untuk memberikan inspirasi kepada anak buah untuk mendayung ke arah yang sama. Dengan melihat ke depan ia juga bisa melihat batu-batu halangan yang menghadang di perjalanan menuju masa depan, sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk memutar kemudi guna menghindari penghalang tersebut.
Pemanfaatan waktu pada dasarnya adalah sebuah kebiasaan. Upaya mengelola waktu dengan bijak merupakan upaya membangun kebiasaan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak. Kuncinya adalah disipilin diri. Sebagai tahap awal, coba tuliskan dari jam ke jam apa saja yang biasa Anda lakukan, lalu identifikasi “kebocoran” waktu yang terjadi. Dari sini Anda bisa memulai dan memilih strategi pengelolaan waktu yang paling tepat untuk kondisi Anda. Nah, bagaimana? Tidak terlalu susah, bukan?
Selamat mencoba!

TEladan MANdiri

Lucio A Noto:
Memanfaatkan Kekuatan Fokus



Exxon Mobil Corporation. Dengan jumlah karyawan melampaui angka 100.000, dengan pendapatan US$ 200 miliar, serta daerah operasi yang mencakup 140 negara, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan multinasional terbesar di dunia. Siapa saja pimpinan di balik perusahaan minyak raksasa ini? Salah satunya adalah Lucio A Noto, mantan CEO Mobil Corporation (sebelum merger dengan Exxon), dan Vice President Exxon Mobil Corporation. Banyak rahasia sukses yang bisa kita teladani dari Lou (nama singkat dari Lucio) Noto, tiga diantaranya dapat Anda baca berikut ini.

Fokus pada Kekuatan
Setiap orang punya kekuatan dan kelemahan. Seorang pebisnis perlu mengenal kekuatan dan kelemahannya. Jika ia sudah berhasil mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, langkah selanjutnya adalah memfokuskan segala energi, waktu dan sumber daya pada kekuatannya. Dengan demikian ia tidak akan menyianyiakan waktu berjuang melakukan yang ia kurang kuasai.
Noto berpendapat bahwa untuk membangun bisnis yang kuat, Mobil perlu fokus pada bisnis yang menjadi kekuatannya (bahan bakar) dan memangkas bisnis lain yang bukan merupakan kekuatannya.

Fokus pada Pelanggan
Pada mulanya, Noto dan perusahaan menganggap bahwa pelanggan yang mengisi bensin di pompan bensin yang dikelola oleh Mobil sering juga mampir untuk membeli keperluannya (misalnya, makanan ringkas untuk sarapan atau makan malam untuk dijalan, permen, tissue). Karena itu, Mobil menyediakan pasar swalayan kecil dengan menyediakan berbagai kebutuhan pelanggan yang bermerek “Mobil” untuk menunjukkan bahwa barang-barang tersebut dibeli di area pompa bensin “Mobil”.
Tetapi, ternyata pelanggan tidak suka jika “makanan” ataupun “minuman” mereka diberi merek “Mobil”. Mereka ingin agar makanan dan minuman yang mereka beli berasal dari “merek” makanan dan minuman yang mereka kenal, bukan merek “Mobil” yang adalah merek bahan bakar. Masukan dari pelanggan ini ditanggapi positif oleh Mobil, sehingga merekapun akhirnya memasok makanan dan minuman dari merek-merek yang memang disukai pelanggan. Hasilnya? Pelanggan semakin cinta untuk “mampir” di area pompa bensin yang dikelola oleh Mobil.

Fokus pada “Calculated Risks”
Selain itu, Lou Noto berpendapat bahwa perubahan itu penting bagi sebuah usaha. Tanpa perubahan, tak akan ada kemajuan. Bahkan jika perlu, perusahaan perlu berani mengambil “calculated risks” (risiko yang telah diperhitungkan). Lou lebih suka jika seorang karyawan membuat perusahaan rugi US$ 100 karena menginvestasikan nilai ini untuk mendapatkan US$ 500.
Namun karyawan ini juga memikirkan cara lain untuk mendapatkan US$ 500, dari pada karyawan yang mendapatkan US$ 105 atau US$ 110 tanpa keberanian mengambil risiko sama sekali. Orang yang berani mengambil “calculated risks” adalah orang yang tidak takut pada perubahan untuk maju. Orang-orang inilah yang menurut Lou Noto dapat mempertahankan keunggulan perusahaan.
Sudahkan Anda memanfaatkan kekuatan fokus dalam bisnis yang Anda tekuni? Selamat mencoba.


KATA-KATA BIJAK

  • Kunci kebahagiaan bukanlah melakukan apa yang kita senangi tetapi menyenangi apa yang kita lakukan.
    James M. Berrie
  • Kelola waktu Anda dengan baik sebelum waktu berlalu. Sekali waktu berlalu, ia tidak akan kembali.
    William E. Heinecke
  • Kunci sukses sebuah bisnis: memelihara pelanggan dan orang yang mengurusi pelanggan, maka mereka akan memelihara bisnis kita.
    Bill Marriott
  • Kombinasi semangat dan keterampilan akan membuahkan hasil yang luar biasa.
    Alex Trotmann

7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif



Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina
Nusantara (www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang kreativitias hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif? Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
“Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?” “Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan.” Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan ‘post-it’ notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
“Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman.” “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?” Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
“Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.” Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
“Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar.” “Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya.” Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Kesalahan 5: Birokrasi
“Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?” Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan.
Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
Kesalahan 6: Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Kesalahan 7: “Stereotyping”
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.
Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka.
Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau? Selamat mencoba

Fred ‘FedEx’ Smith,
Tiga Resep Kepemimpinan



Untuk memimpin perusahaan dengan kurang lebih 140,000 karyawan di seluruh dunia dan mentransportasikan 3 juta paket per hari dengan menggunakan 625 pesawat udara dan 40,000 kendaraan lainnya, di awal abad 21 tentunya memerlukan kualitas kepemimpinan yang transformational. Frederick W Smith, pemimpin dan pendiri di balik sukses perusahaan FedEx membagikan tiga resep sukses untuk memimpin. Mungkin ada yang bisa Anda teladani? Simak yang berikut.

Pemimpin = Strategist
Menurut Smith, seperti yang dikutip oleh Neff and Citrin dalam buku mereka “Lessons from the Top”, seorang pemimpin seharusnya adalah seorang strategist (ahli strategi). Dunia bisnis adalah dunia yang penuh dengan perubahan. Seorang pemimpin perlu menyiapkan strategi untuk mengelola perubahan-perubahan tersebut agar perusahaan bisa mengambil keuntungan dari perubahan bukannya tergilas oleh perubahan. Untuk menjadi seorang ahil strategi diperlukan pengetahuan yang kuat akan bisnis yang dihadapi baik dalam level informasi maupun dalam level implementasi di lapangan. Akan lebih baik jika seorang pemimpin pernah mengenyam berbagai fungsi yang berbeda dalam perusahaan. Selain pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lapangan, yang lebih penting adalah visi. Dengan memiliki visi yang jelas, seorang pemimpin bisa menyusun dan strategi dan mempersiapkan serangkaian tindakan untuk mencapai keunggulan.

Pemimpin = Dikelilingi orang pandai
Sulit sekali bagi seorang pemimpin untuk meraih sukses dengan upaya sendiri. Sukses dapat diraih melalui kolaborasi dengan banyak orang. Jika pemimpin berkolaborasi dengan orang-orang yang lebih ‘bodoh’ darinya, maka ia akan kewalahan karena harus selalu memberi petunjuk ataupun ‘mengajari’ para karyawannya. Sebaliknya, jika pemimpin mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang pandai ataupun lebih pandai darinya, tentunya ia akan mendapat manfaat yang lebih banyak. Ia bisa mempercayakan lebih banyak perkerjaan pada anak buah, sehingga ia bisa lebih berkonsentrasi untuk ‘melihat’ ke depan dan mengidentifikasi dan mengantisipasi perubahan yang sedang ataupun yang akan terjadi. Dengan demikian ia dapat lebih mempersiapkan perusahaannya dalam menyambut atau mengelola perubahan tersebut dengan berbagai strategi.

Pemimpin = Memiliki Energi Tinggi
Energi tinggi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Energi sifatnya menular. Jika sang pemimpin memiliki energi yang tinggi, ia bisa menularkan energi tersebut pada orang-orang sekitarnya agar tetap bersemangat untuk melayani pelanggan. Energi juga diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan di sekitar perusahaan. Tanpa energi, akan lebih mudah bagi seorang pemimpin untuk menyerah begitu perusahaan mengalami kesulitan, kegagalan ataupun masalah. Misalnya ketika FedEx mengalami ancaman mogok dari pilot-pilot pesawat terbangnya. Dengan semangat tinggi, ia berusaha mengatasi masalah tersebut dengan upaya komunikasi, disiplin tinggi dan dukungan karyawan lainnya. Hasilnya? Pemogokan tidak jadi terlaksana dan operasional perusahaan bisa berjalan dengan baik untuk melayani pelanggan yang pada waktu itu sedang bersiap menghadapi liburan akhir tahun dan mempersiapkan hadiah untuk dikirim kepada orang-orang yang mereka kasihi.
Frederick W Smith telah berhasil melipat gandakan pendapatan perusahaan secara signifikan dengan menerapkan tiga kunci sukses ini. Bagaimana dengan Anda?
Selamat mencoba.

Manfaatkan Kekuatan Visi

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

“Sayang sekali Pak Disney sudah tiada, sehingga ia tidak bisa melihat kejayaan yang dirintisnya,” demikian komentar seorang teman yang disampaikan kepada isteri Walt Disney. “Tak perlu disayangkan atau disesali, semua kejayaan ini sudah lama ‘dilihat’ oleh Pak Disney sewaktu beliau masih hidup,” begitu jawaban bijak ibu Lily alias Nyonya Disney.

Walt Disney memang memiliki visi untuk membangun sebuah taman hiburan yang dapat ‘menghidupkan’ semua karakter dalam film kartun yang diproduksi perusahaannya untuk bertemu secara ‘nyata’ dan menghibur para penggemar. Visi inilah yang menjadi kekuatan di balik kejayaan Walt Disney dengan Walt Disney, Co. nya. Ternyata sebuah visi memiliki banyak kekuatan yang bisa Anda manfaatkan untuk meraih kejayaan.

Kekuatan Sebuah Visi
Belajar dari beberapa tokoh dunia yang visioner, Anda bisa mengambil hikmah dari keteladanan mereka dalam memanfaatkan kekuatan sebuah visi.

Menumbuhkan Keberanian untuk Bertindak
Sheryl Leach, ibu rumah tangga pencipta Barney, memiliki visi untuk menghibur anak-anak dengan tayangan multimedia yang segar dan mendidik. Visi ini sedemikian jelas dan kuat terpetakan di pikirannya sehingga dapat menggerakkan Sheryl untuk mulai melangkah mengambil tindakan menuju upaya mewujudkan visi tersebut. Walaupun pada awalnya tidak tahu banyak tentang dunia bisnis, ibu rumah tangga ini, berani bertindak untuk memulai langkah pertamanya memasuki dunia bisnis edutainment untuk anak-anak. Ketika sudah mulai melangkah, Sheryl belajar banyak dari berbagai sumber. Karena visinya yang jelas tersebut, Sheryl berhasil berbagi visi dan mengajak banyak pihak untuk ikut berkontribusi dan berpartisipasi mewujudkan masa depan yang telah ‘dilihatnya’.

Menguatkan Keyakinan
Seperti juga Sheryl Leach, Martin Luther King Jr. juga memiliki visi yang kuat. Selain menggerakkannya untuk bertindak, visi King ini juga berhasil menguatkan keyakinannya untuk sukses dalam memperjuangkan persamaan hak bagi warga kulit berwarna sebagai warga Negara (antara lain: hak untuk mendapat pendidikan, hak untuk menikmati layanan publik yang sama, hak untuk mendapat pekerjaan). Dengan visi yang jelas dan keyakinan yang teguh ia menyusun rencana, mengatur strategi dan berbagi visi dan keyakinan dengan banyak orang untuk meraih sukses memperjuangkan hak warga kulit berwarna untuk berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan warga Negara lainnya. Keyakinan yang tinggi, perjuangan yang fokus pada upaya mewujudkan visi tersebut berhasil membuahkan hasil nyata yang saat ini bisa dinikmati oleh anak cucunya, dan warga Amerika Serikat pada umumnya. Bahkan dengan visi yang kuat tersebut, Martin telah memberikan inspirasi pada warga dunia untuk menegakkan hak azasi manusia tanpa memandang ras, agama, keturunan, dan latar belakang.

Menggerakkan Kreativitas
Visi juga memiliki kekuatan untuk menggerakkan kreativitas. Hal inilah yang dirasakan oleh Andrew Groove, yang pernah menduduki posisi CEO di Intel. Andy Groove (panggilan akrab Andrew Groove) memiliki visi untuk menjadikan Intel sebagai perusahaan penghasil microprocessor yang selalu tampil terdepan di industri yang ditekuni. Visi ini ditularkan kepada seluruh jajaran dalam perusahaannya sehingga mereka termotivasi untuk selalu dapat berpikir kreatif dan senantiasa menciptakan pembaharuan. Hasilnya? Intel memang termasuk salah satu perusahaan yang tampil ‘unggul’ di industri yang ditekuninya.

Meningkatkan Ketahanan terhadap Krisis
Mungkin banyak orang mengira kesuksesan Walt Disney dapat diraih dengan mudah. Ternyata tidak demikian. Kesuksesan Walt Disney yang memiliki visi menciptakan taman hiburan yang menjadi perpanjangan film animasi kartun yang dihasilkannya tidak diraih begitu saja. Beberapa kali ia gagal membangun perusahaan, bahkan ia sempat berada dititik terendah dalam usahanya, sehingga ia harus kembali pulang ke California setelah mengalami kebankrutan di New York. Tapi visinya yang kuat tidak membuatnya menyerah. Dalam perjalanan kereta api kembali dari New York, ia tetap memutar otak dan memacu kreativitasnya untuk berkarya. Disinilah akhirnya ia berhasil menciptakan karakter legendaris Micky Mouse yang tadinya akan diberi nama Mortimer Mouse.
Menghasilkan Maha Karya
Oprah Winfrey, sang inovator di dunia media elektronik, memiliki visi mempersembahkan yang terbaik yang dapat memberi inspirasi dan membawa perubahan positif bagi banyak orang. Visi inilah yang menjadi pedoman bagi Winfrey dalam mengambil setiap keputusan baik untuk kepentingan pribadi maupun bisnis. Dengan berpedoman pada visinya ini Oprah Winfrey juga tidak pernah ragu untuk membatalkan sebuah tayangan bila ternyata setelah dievaluasi bukan merupakan hasil karya terbaik. Hal ini juga terjadi pada buku otobiografi yang ditulisnya. Oprah membatalkan peluncuran buku otobiografinya karena ia menganggap bahwa buku tersebut belum sepenuhnya selesai dan bukan merupakan karya terbaiknya. Tindakan ini menunjukkan komitmen Oprah untuk selalu memberikan yang terbaik bagi orang banyak.

Mengukir Keabadian
Tjut Njak Dhien, Mahatma Gandhi, Ibu Teresa. Pasti Anda sudah mengenal tiga tokoh ini. Ketiga orang dari latar belakang yang berbeda ini memiliki satu kesamaan: mereka memiliki visi yang kuat. Mereka mampu melihat ke masa depan yang ingin mereka ciptakan. Dengan visi ini mereka menjalani hidup yang menjadi inspirasi dan membawa perubahan bagi banyak orang. Visi dan perubahan ini juga dapat melampaui waktu, bahkan melampaui periode hidup mereka, sehingga sampai kapanpun karya dan keteladanan mereka akan tetap abadi karena akan selalu diingat banyak orang dan tercatat dalam sejarah umat manusia.

Visi Yang Memiliki Kekuatan
Visi yang bagaimana yang memiliki kekuatan dahsyat untuk mendorong Anda mengukir kejayaan yang berkelanjutan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga meluas bagi banyak orang? Selain visi yang jelas dan yang Anda yakini sepenuh hati, visi tersebut harus memiliki paling sedikit dua ciri berikut.

Melampaui Nilai Uang
Ward Kimball, animator yang bekerja untuk Disney, dalam buku yang ditulis oleh Kathy M Jackson mengungkapkan bahwa rahasia sukses Walter E. Disney adalah bahwa Disney tidak pernah mencoba untuk mengeruk keuntungan finansial. Disney tidak mengaitkan visinya dengan uang. Ia mengaitkan visinya dengan keinginannya yang kuat untuk ‘menghidupkan’ karakter tokoh kartunnya dalam berbagai bentuk hiburan (film, souvenir, dan juga taman hiburan) untuk dinikmati banyak orang.

Melampaui Kepentingan Diri Sendiri
Coba Anda perhatikan semua tokoh yang telah melegenda dan tercatat dalam sejarah umat manusia, misalnya Kartini, Teguh Karya dan Romo Mangun di tingkat nasional, serta Florence Nightinggale, dan Alfred B Nobel di tingkat dunia. Nama dan hasil karya mereka melegenda dan menjadi ‘abadi’ karena mereka memiliki visi yang melampaui kepentingan diri mereka sendiri. Dengan visi yang meniupkan angin perubahan positif bagi kepentingan banyak orang, hasil karya mereka tak pernah mati, bahkan berkelanjutan melampaui banyak generasi.
Nah, bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki visi? Jika sudah, manfaatkan kekuatannya. Jika belum, tak ada kata terlambat untuk memulainya. Sebagai langkah awal Anda bisa meneladani tokoh-tokoh di sekitar Anda yang Anda kagumi dan yakini kualitas positifnya. Selamat mencoba!n

John Chambers
Antara Kepentingan Pelanggan, Kerjasama Tim dan Teknologi


Oleh
Roy Sembel, Sandra Sembel, dan Tim Mandiri


Ketika John Chambers mulai memenggang posisi CEO di Cisco Systems, Inc. di tahun 1991, penghasilan perusahaan ini adalah sebesar US $ 1,2 milyar. Delapan tahun kemudian, angka ini berhasil di jadikan kurang lebih 10 kali lebih besar. Prestasi yang luar biasa ini ternyata ditunjang oleh tiga kunci sukses yang bisa kita teladani dari tokoh mandiri kali ini yang lahir pada tanggal 23 Agustus (hari ini) 56 tahun yang lalu.

Dedikasi pada Pelanggan
John Chambers percaya bahwa keberadaan dan kebesaraan sebuah perusahaan tergantung pada kebesaran usaha perusahaan tersebut dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada pelanggannya. Inilah yang dijadikan prinsip bisnis utama dalam perusahaannya selama masa pimpinannya. Cara pandang ini ditularkannya kepada seluruh karyawan. Bahkan ia memastikan bahwa setiap karyawan sadar akan pentingnya memberikan pelayanan pada pelanggan yang terbaik yang belum pernah diberikan oleh para kompetitor sebelumnya. Dengan demikian, pelanggan akan senantiasa terpuaskan dan setia pada perusahaan.

Merekrut Orang Terbaik
Di industri yang mengandalkan kekuatan keterampilan, keahlian, ataupun talenta para pemainnya, John Chambers sadar bahwa ia memerlukan tim yang terbaik. Untuk itu, ia tidak pernah ragu untuk memastikan bahwa orang-orang disekelilingnya yang bekerjasama dengannya adalah orang-orang yang terbaik di bidang masing-masing. Selain keunggulan teknis, John juga melihat kualitas non-teknis dari orang-orang yang direkrutnya, yaitu kemampuan untuk bekerja dalam tim dan ketahanan untuk berkompetisi mempersembahkan hasil karya terbaik. Kualitas tim menentukan besarnya kesempatan untuk tampil unggul, demikian prinsip yang diyakini oleh Chambers.
Mengoptimalkan Pemanfaatan Teknologi
Teknologi memang tidak bisa menghapuskan manusia, tetapi manusia yang menggunakan teknologi akan menyingkirkan mereka yang tidak memanfaatkan teknologi. Prinsip inilah yang mendorong John Chambers untuk selalu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menambah nilai dan keunggulan perusahaan yang dipimpinnya. John Chambers memastikan bahwa tiap karyawan mampu memanfaatkan teknologi dalam mengoptimalkan hasil karya mereka. Cisco yang juga adalah perusahaan yang berbasis teknologi memanfaatkan teknologi yang dihasilkannya secara internal baik untuk menggalang sosialisasi, informasi, ataupun komunikasi antar karyawan.
John Chambers telah berhasil melipat gandakan pendapatan perusahaan secara signifikan dengan menerapkan tiga kunci sukses ini. Bagaimana dengan Anda? Selamat mencoba.n

Meraih Kemerdekaan Berkelanjutan

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

PADA 17 Agustus besok seluruh rakyat Indonesia akan memperingati dan mensyukuri 60 tahun kemerdekaan bangsa dan negarai ini. Jalan-jalan sudah dipercantik dengan bendera Merah Putih berbagai ukuran, lampu hias dan umbul-umbul, serta bendera juga meramaikan suasana tiap sudut kota.

Masyarakat sampai di tingkat RT pun sudah mempersiapkan sejumlah perlombaan dan permainan, serta acara-cara untuk menghangatkan perayaan kemerdekaan RI. Rubrik Mandiri kali ini juga mengangkat semangat perjuangan kemerdekaan, dengan memetik pelajaran dari peristiwa penting ini.

Kekuatan sebuah Pikiran
I tell people: If you don’t want to get into positive thinking, that’s OK. Just eliminate all the negative thoughts from your mind, and whatever’s left will be fine (Bob Rotella, sports psychologist). Menurut Bob Rotella, jika kita tidak bisa atau tidak mau berpikir positif, minimum yang perlu kita lakukan adalah meniadakan pikiran negatif. Alasannya? Jika kita berpikir bahwa kita tidak bisa, maka pasti kita tidak bisa, karena kita tidak akan pernah berusaha untuk memulai, apalagi bertindak. Jika kita berpikir tidak mungkin, kita tidak akan pernah berusaha untuk mencoba. Jika kita berpikir tidak ada kesempatan lagi, maka kesempatan yang berlimpah disekitar kitapun tidak akan kita ambil karena kita telah dibutakan oleh pikiran kita sendiri.
Disini terlihat bahwa pikiran mempunyai kekuatan yang dahsyat. Kekuatan ini ternyata sudah berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, terutama para pejuang kemerdekaan.

Kekuatan Sebuah Keputusan
You can have big plans, but it’s the small choices that have the greatest power. They draw us toward the future we want to create (Robert Cooper). Jadi, rencana besar tidak akan ada artinya tanpa ditunjang oleh keputusan-keputusan kecil. Keputusan-keputusan kecil inilah yang memiliki kekuatan untuk membawa kita menuju masa depan yang dicita-citakan. Rupanya pemikiran seperti ini jugalah yang sudah dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan bangsa. Setelah menderita di bawah berbagai macam tindasan penjajah, bangsa Indonesia mengambil keputusan untuk merdeka. Ini merupakan sebuah keputusan penting. Begitu keputusan diambil, segala persiapan dijalankan, strategi disusun, dan tindakan dilakukan, dan hasil gemilangpun diraih. Inilah kekuatan dari sebuah keputusan.
Para pejuang di berbagai periode yang berbeda tidak menunggu sampai semua kendala berhasil diatasi sebelum mereka mengambil keputusan untuk berjuang merebut kemerdekaan. Dengan dana, tenaga, dan kekuatan yang ada, mereka berani mengambil keputusan untuk bertindak. Bahkan mereka memutuskan bahwa apapun yang terjadi, kita harus Merdeka!
Ternyata akhirnya memang kemenanganlah yang berhasil diraih. Keberhasilan ini terjadi karena adanya sebuah keputusan yang di dasarkan pada semangat pantang mundur. Apa jadinya jika tak ada satu pun pejuang yang berani mengambil keputusan untuk mengubah nasih bangsa? Apa jadinya jika semua ragu untuk mengambil keputusan berjuang? Yang jelas, tak akan ada keputusan apapun yang diambil. Tanpa keputusan, tak akan ada tindakan yang dilakukan.
Jadi, tanpa keputusan untuk merdeka, saat ini pastilah bangsa kita masih berada dalam belenggu penjajahan—belum bisa menghirup udara kemerdekaan. Singkatnya: Tidak ada perayaan hari kemerdekaan RI. Nah, bagaimana dengan Anda? Apa keputusan yang akan Anda ambil? Setelah Anda menetapkan sebuah ‘mimpi’ dan mempertimbangkan segala sesuatunya, tidak usah lagi tunggu lama, akhirilah pertimbangan Anda dengan sebuah keputusan.

Kekuatan Fokus
Begitu sebuah keputusan untuk merdeka diambil, para pejuang memfokuskan tenaga, pikiran, sumber daya, dan segala sesuatunya untuk mewujudkan apa yang sudah diputuskan: kemerdekaan! Ternyata strategi ‘fokus’ ini sangat ampuh, karena dengan memfokuskan pada upaya untuk merdeka, perubahan pun terjadi.
Mereka berhasil mengubah diri sendiri: memampukan diri untuk meraih mimpi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Mereka juga telah menjadi agen perubahan untuk masyarakat: memompakan semangat juang, menularkan dan semangat untuk mimpi untuk merdeka, membagi pengetahuan dan keterampilan untuk mengalahkan berbagai bentuk penjajahan melalui tulisan (misalnya oleh Bung Hatta), pidato (oleh Bung Karno atau Bung Tomo), ataupun melalui kemampuan bernegosiasi (oleh Pak Roeslan Abdulgani).
Semua perubahan ini berhasil diraih melalui kekuatan fokus. Seperti api yang berhasil dinyalakan dengan memofokuskan sinar matahari pada sebuah titik melalui sebuah lensa kaca pembesar, demikian pula dengan kekuatan fokus yang bisa menyalakan semangat, meraih mimpi, dan membawa perubahan.

Buah Ketekunan
You may have to fight a battle more than once to win it (Margareth Thatcher). Rupanya Thatcher memiliki pemikiran yang serupa dengan para pejuang bangsa, yaitu kemenangan akhirnya akan berhasil diraih melalui sebuah ketekunan. Prinisip ini juga telah dibuktikan oleh Thomas Smith tahun 1885. Thomas meneliti tentang dampak tayangan iklan. Dari hasil penelitiannya ternyata, bahwa seseorang baru mengambil keputusan untuk membeli setelah melihat tayangan iklan yang ke-20 kali. Artinya, pengiklan yang bertekun akan meraih hasil keputusan membeli.
Walaupun studi itu telah dilakukan beberapa abad sebelum kemerdekaan kita, ternyata tetap relevan. Dengan ketekunan jugalah para pejuang berhasil mewujudkan mimpi menciptakan bangsa yang merdeka dari tirani penjajahan. Setelah berjuang lebih dari 3 abad melalui ratusan bahkan ribuan peperangan, bangsa Indonesia berhasil mengecap kemerdekaan. Apa jadinya jika para pejuang bangsa langsung menyerah setelah kalah di peperangan yang pertama, setelah gagal di peperangan yang ke 3, atau setelah satu abad atau bahkan dua abad berjuang sebelum meraih kemenangan? Yang pasti tak akan ada Negara Republik Indonesia.
Jadi, yang penting bukan berapa kali kita gagal atau berapa besar kekalahan kita, tetapi keberhasilan kita untuk bangkit kembali sampai akhirnya meraih apa yang diinginkan. Selain itu, mungkin perlu juga diingat bahwa langkah pertama memang penting, tetapi yang paling menentukan adalah langkah terakhir yang membawa kita ke garis Finish.

Kemenangan Berkelanjutan
Beberapa teman yang merasa memiliki bobot tubuh berlebih berupaya keras untuk menurunkan berat badan mereka. Setelah berjuang beberapa bulan, dengan sejumlah pil pelangsing, diet ketat untuk menurunkan badan, dan ditunjang olah raga rutin, akhirnya mereka berhasil mendapatkan berat tubuh yang diidamkan. Penulis juga sempat kagum akan keberhasilan mereka. Namun, setelah bertemu mereka tahun berikutnya, ternyata bobot tubuh sudah kembali seperti kondisi sebelum segala upaya penurunan bobot dilakukan. Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Ternyata, setelah meraih “kemenangan” dengan menurunkan bobot tubuh, mereka tidak bisa mempertahankannya menjadi kemenangan yang berkelanjutan. Mereka kembali ke kebiasaan lama.
Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada bangsa kita, kita tidak ingin kemerdekaan ini terebut lagi oleh pihak lain. Setelah melakukan begitu banyak upaya dengan banyak pengorbanan, sudah sepantasnyalah kita berusaha menjadikan kemerdekaan ini menjadi kemenangan yang berkelanjutan, atau bahkan kemenangan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Caranya? Optimalkan kekuatan-kekuatan positif yang telah terbukti berhasil membawa kemenangan di semua aspek kehidupan kita: kekuatan berpikir positif, kekuatan mengambil keputusan, kekuatan fokkus dan kekuatan dari sebuah ketekunan. Tentunya semua upaya ini perlu dikuatkan lagi dengan tindakan nyata dan permohonan penyertaan dari Yang Maha Kuasa dalam setiap tindakan kita tersebut.
Ada banyak cara untuk memperingati kemerdekaan bangsa ini. Salah satunya adalah memetik pelajaran berharga dari para pejuang yang telah mengukir peristiwa penting bangsa kita. Selamat mencoba dan Merdeka!

Joan Ganz Cooney


Oleh
Roy Sembel, Sandra Sembel, dan Tim Mandiri


Joan Ganz Cooney merupakan tokoh penting di balik tayangan edutainment televisi “Sesame Street” bagi anak-anak. Program ini memenangkan 86 penghargaan Emmy (penghargaan tertinggi di bidang pertelevisian). Ia juga telah ditayangkan di 146 negara dan dinikmati oleh ratusan juta penonton. Apa keistimewaan tokoh di balik sukses program televisi ini? Apa yang bisa kita teladani dari CEO Children Television Workshop yang berkarya dari tahun 1968 sampai 1990? Simak yang berikut.

Idealisme
Semua keputusan dan tindakannya dilandasi oleh idealisme. Sejak di bangku sekolah, Joan, yang yang berhasil mendapat berbagai penghargaan nasional maupun nasional atas upayanya di bidang pendidikan anak-anak, selalu memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitarnya. Agar dampak kontribusi positif ini bisa lebih besar dan lebih banyak dinikmati orang, ia memilih televisi sebagai media yang dapat digunakan untuk berkarya. Perhatiannya lebih tertuju pada pendidikan anak-anak. Idealisme inilah yang menjadi landasan terciptanya tayangan “Sesame Street” yang telah membantu memberikan pendidikan yang bersifat menghibur pada ratusan juta anak di dunia.
Ia percaya dengan idealisme, semua tindakan dan upaya yang dilakukan akan mengarah pada penciptaan sesuatu yang bermanfaat dan berkualitas unggul. Anggapan ini berhasil dibuktikan melalui tayangan program TV legendaris yang telah menjadi kesayangan anak-anak.

Membalikkan Kritik
Menurut Cooney, untuk mencetak produk unggul, seorang pebisnis tidak boleh takut pada kritik. Justru ia dapat bertumbuh dari kritik. Dengan kritik, seseorang bisa melihat satu persoalan dari berbagai sudut, dan siap untuk mengeksplorasi berbagai kesempatan, dan kemungkinan gagal. Melalui kritik, pebisnis dipacu untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Kritik ini bisa digunakan untuk memikirkan cara ampuh untuk mengubah kritik menjadi pujian (mungkin harus ada perbaikan yang dilakukan, ataupun hal-hal yang perlu diubah).
Tetapi, yang dilakukan oleh Joan ketika menerima kritik adalah tidak langsung setuju dengan kritik tersebut. Yang pertama kali ia lakukan setelah menerima kritik adalah berusaha membuktikan bahwa kritik tersebut salah. Jika ia tidak berhasil membuktikannya, barulah ia mencari cara untuk memperbaiki, ataupun perubahan sampai kritik tersebut berhasil dibalik menjadi kemenangan.

Beda Pendapat
Seperti halnya dengan kritik, Joan Ganz Cooney juga tidak menghindar dari perbedaan pendapat. Bahkan ia mengundang karyawan untuk memberikan pendapat yang berbeda dari pendapatnya. Karyawan yang berani memberi pendapat yang berbeda didengar dan dihargai. Menurut Cooney, perbedaan pendapat justru diperlukan untuk melihat satu permasalahan dari berbagai sudut. Dengan demikian, segala kemungkinan bisa dieksplorasi, sehingga persiapan yang diperlukan bisa dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan atau kegagalan. Perbedaan pendapat ini bisa dijadikan pemicu untuk melakukan perubahan dan bertumbuh terus.
Apakah Anda sering mendapat kritik? Apakah Anda banyak menghadapi perbedaan pendapat? Tidak perlu takut! Teladani apa yang dilakukan oleh Joan Ganz Cooney yang berhasil mengubah kritik menjadi kemenangan dan perubahan pendapat menjadi pemicu untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Selamat mencoba.n

Berjaya dengan Transformasi Silang

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

Dari unggas bersilang ke manusia? Ini bukan transformasi silang, tapi penularan silang flu burung yang sedang mewabah. Lalu, apakah tranformasi silang itu? Seperti juga namanya, transformasi silang yang dimaksud disini adalah perubahan di satu atau di satu industri yang dibawa ke perusahaan atau industri lain. Ternyata, para pebisnis sukses banyak juga yang memanfaatkan transformasi silang untuk berjaya. Apa keuntungan transformasi silang dan bagaimana memanfaatkannya?

Keuntungan Transformasi Silang
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari penerapan transformasi silang di dunia usaha.
Tidak Perlu ‘Reinvent the Wheel’. Dengan transformasi silang, perubahan atau inovasi di suatu perusahaan atau industri bisa dimanfaatkan di perusahaan lain atau industri lain, sehingga inovasi tersebut tidak perlu dimulai dari awal lagi. Pebisnis yang menerapkan transformasi silang tinggal memfokuskan usaha mereka untuk memoles, memperbaiki, ataupun menyempurnakan inovasi yang dibawa dari perusahaan atau industri lain tersebut. Hasilnya? Perubahan dan penyempurnaan bisa dilakukan dengan relatif lebih cepat dan lebih murah. Misalnya: teknologi informasi dan komunikasi bisa ditransfer ke pengembangan sumber daya manusia melalui e-learning (pembelajaran dengan menggunakan media elektronik, khususnya jaringan teknologi internet, atau dikenal juga sebagai web -based training).
Belajar dari yang Terbaik Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tetapi jika kita harus belajar dari pengalaman kita sendiri untuk mencapai sukses, kita akan membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk dapat belajar banyak hal. Agar kita bisa mendapat pelajaran berlipat ganda dari sejumlah besar pengalaman, kita tidak perlu menunggu sampai kita sendiri yang mengalaminya. Kita bisa belajar dari pengalaman pihak lain (orang lain, perusahaan lain, ataupun industri lain).
Misalnya: Jika kita ingin membuka toko kelontong di kompleks perumahan kita, kita tinggal melirik toko kelontong yang telah sukses di kompleks perumahan lain dan mengamati serta mempelajari strategi yang diterapkan toko tersebut untuk menarik pelanggan—lokasi yang strategis di persimpangan, penawaran harga murah bagi produk yang berbeda di hari yang berbeda, pemberian potongan harga untuk pembelian yang berikutnya, atau program poin loyalitas dari setiap Rp. 10. 000 yang dibelanjakan untuk ditukarkan dengan hadiah menarik.
Inovasi Berkelanjutan. Jika mengandalkan upaya melakukan transformasi dari awal di perusahaan atau industri sendiri, maka perputaran perubahan relatif berjalan lebih lambat dengan jumlah investasi yang relatif lebih besar. Dengan menjalankan strategi transformasi silang, sebuah perusahaan bisa ‘mencangkok’ transformasi dari berbagai perusahaan, berbagai bidang, berbagai industri, dan berbagai sumber untuk terus menerus memutar roda inovasi.
Kondisi ini membantu perusahaan tersebut untuk menggulirkan perubahan dan penyempurnaan yang berkelanjutan, sehingga bisa terus tampil segar dan terdepan.

Implementasi Transformasi Silang: NBA
Lalu bagaimana caranya melakukan transformasi silang? David Stern, komisaris NBA, telah berhasil menerapkan transformasi silang ini dan membuat pertandingan olah raga basket menjadi tontonan yang menghibur dan mendatangkan pemasukan yang berlipat ganda dari berbagai sumber (bukan hanya dari penjualan karcis pertandingan saja) yang terus mengalir walaupun pertandingannya sudah lama selesai. Mungkin kita bisa belajar dari David Stern dengan NBA-nya mengenai transformasi silang.
Transformasi dari Disney. Disney telah berhasil melakukan product extension dengan cara melihat sebuah produk lebih jauh dari produk itu sendiri. Disney yang produk intinya adalah film-film animasi hiburan untuk anak-anak berhasil membukukan keuntungan berlipat ganda dengan memperluas produk intinya, dari film ke beragam produk hiburan lainnya, misalnya: CD, boneka tokoh film yang diluncurkan, pakaian, sepatu, tas dan aneka souvenir lainnya dengan gambar-gambar tokoh tersebut, wahana hiburan di taman Disney World yang mengambil tema film-film box office Disney.
Hal ini dicontoh oleh NBA di bawah pimpinan David Stern sebagai komisaris utama yang berhasil meluaskan sebuah pertandingan basket menjadi sebuah tontonan hiburan, dan produk-produk bisnis lainnya (perlengkapan olah raga—t-shirt, sepatu, tas punggung—dengan menggunakan nama tokoh-tokoh NBA, kartu atau bola basket untuk koleksi bergambarkan tokoh-tokoh NBA atau yang secara eksklusif ditandatangani oleh para pemain NBA).
Transformasi dari Perusahaan Multinasional. David Stern, sang komisaris NBA, juga belajar dari perusahaan multinasional di Amerika Serikat. ‘Lessons Learned’ dari perusahaan-perusahaan tersebut berhasil mengilhami Stern untuk mentransformasi NBA dari konsumsi rakyat Amerika saja menjadi konsumsi masyarakat dunia. Think globally, act locally, yang merupakan strategi bisnis perusahaan multi-nasional dicontoh oleh NBA dengan membuka perwakilan di negara lain dan merekrut tenaga lokal yang telah mengenal budaya, selera, dan kebiasaan penduduk setempat untuk ‘memasarkan’ kejuaraan-kejuaraan NBA di negara-negara lain.
Hasilnya? Siapa yang tak kenal NBA dan pemain-pemain legendarisnya seperti Michael Jordan? Hampir di seluruh penjuru dunia kita bisa menemui orang yang mengenakan T-shirt bergambar salah satu tokoh NBA.
Transformasi dari Coca Cola. Dari Coca Cola, NBA belajar co-branding, yaitu berkolaborasi dengan brand dari produk lain yang memiliki fitur yang serupa. Misalnya: karena NBA ingin dilihat sebagai tontonan kelas utama, David Stern mengundang berbagai produk yang telah memiliki ‘citra’ kelas utama untuk mensponsori pertandingan-pertandingan besar yang diorganisir oleh NBA. Dengan demikian citra tontonan basketpun melambung ke arah yang positif, dari sekedar tontonan olah raga biasa yang tadinya hanya sekitar 50% dipadati pengunjung di satu lokasi saja di tahun 1984, menjadi tontonan kelas dunia yang bersifat menghibur dan ‘berkelas’ seperti juga brand-brand lain yang mensponsorinya, dengan penonton ratusan juta di berbagai belahan dunia (dengan penayangan ‘live’ atau penayangan ulang).
Transformasi dari McD. Perusahaan makanan cepat saji berskala global ini berkembang pesat dengan sistem franchise. Strategi perluasan usaha seperti ini juga ditransformasi-silangkan ke NBA, yaitu dengan menerapkan sistem yang sama (franchise) terhadap ‘kepemilikan’ NBA. Dengan penerapan strategi perluasan usaha seperti ini, perkembangan NBA seperti tak terbendung lagi. NBA-pun bisa berjaya di mana-mana: di berbagai belahan dunia, dan berbagai industri (olah raga, hiburan, pakaian, perlengkapan olah raga).
Ada banyak cara untuk berjaya di dunia bisnis. Salah satunya yang mungkin bisa dicoba adalah Transformasi Silang, yang telah diterapkan para pebisnis sukses di berbagai belahan dunia. Silahkan mencoba.

David Stern: Keunggulan Dan Kebersamaan



Mungkin Anda sudah mengenal NBA (National Basketball Association) yang sering mengadakan pertandingan bola basket yang selalu ditunggu-tunggu pencinta bola basket di seluruh dunia. Para pemain unggulannyapun dianggap sebagai salah satu tim paling tangguh di dunia sehingga dijuluki ‘The Dream Team’. Tapi, sudahkah Anda mengenal David Stern, tokoh dibalik sukses NBA? Siapa tahu ada yang bisa Anda teladani dari tokoh ini?

Kebersamaan
Menurut David Stern, kebersamaan antara pemain dan pemilik Asosiasi merupakan kekuatan yang luar biasa yang dapat disatukan untuk meraih sukses. Untuk itu, David Stern senantiasa mencoba untuk menggalang kesatuan diantar pihak-pihak yang terkait dalam setiap pertandingan yang diselenggarakan oleh NBA. Untuk setiap keputusan penting yang akan diambilnya, David akan mengumpulkan data yang kuat sebelum mengajukan usulannya kepada pemilik dan untuk mendapat dukungan dari para pemain juga. Dengan menggalang dukungan kedua pihak penting tersebut, David merasa lebih kuat untuk melangkah mengembangkan bisnis seputar NBA.

Keunggulan
Stern yang lahir tahun 1942 dan menduduki kursi komisaris NBA tahun 1984 selalu berusaha mempersembahkan yang terbaik bagi pencinta bola basket. Untuk memuaskan penonton, ia tidak ragu dalam mengeluarkan dana investasi yang besar. Menurut Stern, dana jangan dijadikan hambatan untuk mempersembahkan yang terbaik.
Jika karena keterbatasan dana, seseorang atau satu perusahaan akhirnya memilih untuk mengurangi kualitas, maka mungkin di jangka pendek perusahaan tersebut bisa tetap eksis, tetapi eksistensinya di jangka panjang sangat diragukan, karena pelanggan akan mengingat kualitas yang kurang baik yang ditawarkan orang atau perusahaan tersebut. “Kualitas kita ditentukan oleh kualitas layanan kita pada orang-orang di sekitar kita,” ini merupakan prinsip hidup dan prinsip bisnis David Stern. Jadi jika ingin terlihat unggul, dan diakui sebagai perusahaan yang unggul, maka kita harus mempersembahkan yang terbaik.

Memilih yang Terbaik
Selain keunggulan dalam kualitas tontonan, konsep unggul juga diterapkan David Stern dalam memilih orang-orang untuk bekerjasama dengannya. Karena ia yakin akan kualitas prima orang-orang pilihannya, ia tidak ragu-ragu dalam memberikan kepercayaan kepada mereka. Ia juga menghargai masukan-masukan yang diberikan oleh orang-orang pilihannya. Misalnya, walaupun ia pada mulanya tidak setuju, namun ia tetap mempersilakan ide tentang ‘three-point shooting contest’ yang di tambahkan di akhir pertandingan NBA All-star Weekend untuk dicoba. Kontes ini ternyata menjadi fitur unggulan pertandingan NBA tersebut.

Tidak Malu Belajar
Dari tontonan olah raga bola basket yang hanya mampu menarik penonton untuk memenuhi 50% tempat duduk di satu stadion olah raga, menjadi tontonan olah raga yang berhasil mempesona ratusan juta penonton di 199 negara. Dari sekedar pertandingan olah raga biasa dengan pemasukan dari penjualan tiket menonton pertandingan saja, menjadi pertunjukan hiburan yang meraup milyaran dolar dari berbagai sumber (kontrak penayangan dengan televisi, sponsorship oleh berbagai produk unggulan dunia, penjualan merchandise dengan lisensi NBA). Ini semua berhasil diraih karena David Stern tidak malu belajar dari banyak orang di banyak industri yang telah terlebih dahulu tampil unggul dalam meraih sukses.
Perluasan produk dipelajarinya dari Disney yang berhasil meluaskan pemasukannya dari sekedar pemasukan film, menjadi pemasukan dari taman hiburan, dan penjualan merchandise berlabel Disney. Sedangkan pemantapan citra NBA sebagai tontonan unggulan dipelajarinya dari Coca Cola, IBM dan berbagai ‘brand’ unggul lainnya.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip sukses ini, David Stern telah berhasil membawa NBA sebagai tontonan unggul dengan membukukan pendapatan yang juga luar biasa. Mungkin Anda juga bisa melakukan transfer silang prinsip bisnis David Stern ke usaha Anda. Selamat mencoba.

Dapat Lebih, Kerja Kurang



Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)


Agar dapat lebih banyak, tentunya harus kerja lebih banyak dan lebih keras juga. Ini yang biasa kita dengar sebagai nasehat bisnis untuk sukses, tetapi hal ini tidak berlaku lagi di jaman hiperkompetisi seperti sekarang. Begitu banyak yang harus dikerjakan dalam waktu dan sumber daya yang sangat terbatas membuat kita harus mencari jalan “cerdas” untuk tetap unggul.

Jika kita mengikut pepatah “jadoel” (jaman dulu) di kalimat pertama tersebut, bisa-bisa kita tersusul oleh pesaing sementara kita sedang menghabiskan waktu untuk bekerja keras menguras tenaga, pikiran, dan dana. Lalu apa solusinya? Baca terus yang berikut.

“Think Smart: Kenapa?”
Untuk mendapat “lebih” dengan kerja yang “kurang”, berpikir kreatif saja tidaklah cukup lagi. Yang lebih tepat untuk kita lakukan adalah berpikir cerdas. Mengapa demikian? Donna C.L Prestwood dan Paul A. Schumann, Jr mengusulkan beberapa alasan di bawah ini.

“Customer driven”
Kita dituntut oleh pelanggan (customer) kita (pihak-pihak yang mengkonsumsi layanan kita: atasan, bawahan, rekan sekerja, pembeli) untuk tampil prima secara terus menerus, dengan kejutan-kejutan baru. Hal ini perlu dilakukan agar kita tetap mendapat tempat di “hati” mereka. Jika kita tidak melakukan hal ini, apapun yang kita hasilkan menjadi membosankan (mudah ditebak, tidak ada yang baru, dan tidak menarik lagi).

“Competitor driven”
Pesaing (competitor) para pendatang baru juga memaksa kita untuk tampil “lebih” di segala bidang, misalnya: Lebih baik dalam kualitas produk, layanan, waktu, dan sumber daya. Tampil “lebih” di segala bidang sulit dicapai tanpa cara berpikir cerdas.

“Technology driven”
Teknologi merupakan bagian yang telah menyatu dengan denyut nadi dunia bisnis saat ini yang penuh dengan perubahan yang berputar dengan cepat. Teknologi berkembang pesat, demikian pula dengan perubahan dalam dunia bisnis. Untuk itu, mengikuti perubahan dunia bisnis saja tidaklah cukup, kita juga perlu merangkul perubahan dalam teknologi. Jika hal ini tidak dilakukan, maka kita akan jauh tertinggal.

“Stakeholders driven”
Para pemangku kepentingan atau stakeholders disini mencakup pihak yang menjalin hubungan bisnis dengan kita. Mereka akan berbisnis dengan kita jika kita senantiasa menawarkan apa yang mereka perlukan. Masalahnya, kebutuhan pemangku kepentingan selalu berubah, dan ini harus kita cermati terus agar kita ataupun produk yang kita tawarkan tetap dibutuhkan dan dicari.

“Project driven”
Setiap produk atau jasa yang kita tawarkan merupakan sebuah proyek yang perlu diselesaikan dengan baik: tepat waktu, tepat dana, tepat sasaran, tepat guna, dan maksimal keuntungan. Ketika satu proyek selesai, perlu dilanjutkan dengan proyek baru. Proyek baru ini bisa saja merupakan perbaikan, modifikasi dari proyek sebelumnya atau proyek yang baru sama sekali.

“Resources driven”
Sukses sulit diraih oleh satu orang saja ataupun satu jenis sumber daya (resources) saja. Tenaga, pikiran, keahlian ataupun sumber daya yang dimiliki orang tersebut terbatas apalagi untuk menghasilkan sesuatu yang spektakuler. Untuk itu diperlukan cara berpikir “cerdas” untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal, dengan hasil yang optimal juga.

“Culture driven”
Dunia bisnis beroperasi di tengah masyarakat yang menjadi target pasarnya. Kegiatan operasi bisnis ini tidak bisa lepas dari pengaruh budaya (culture) masyarakat sasaran. Untuk itulah, semua pihak yang berkecimpung di industri ini, harus selalu berpikir dan bertindak cerdas untuk terus mengamati dan menindaklanjuti perubahan budaya yang terjadi di masyarakat yang menjadi target pasarnya. Umumnya, jika terjadi pergeseran budaya, akan terjadi pula pergeseran selera dan kebutuhan (selera dan kebutuhan inilah yang perlu dipuaskan).

“Think Smart: Bagaimana?”
Nah, sekarang kita sudah sadar bahwa berpikir cerdas itu penting untuk tetap eksis di dunia bisnis. Lalu bagaimana caranya?

“Think Positive”. Umumnya, jika kita menghadapi masalah, atau hambatan yang besar, kita cenderung cepat menyerah. Tetapi, dengan berpikir cerdas, kita akan terpacu untuk berpikir positif. Dari pada mengeluh “Aduh, masalahnya besar sekali” atau “Ampun, hambatannya kompleks sekali”, orang yang berpikir positif akan berpikir “Masalah memang besar, tetapi pasti bisa diatasi”, atau “Hambatan memang kompleks, tetapi pasti bisa dicarikan cara untuk menyederhanakannya sehingga lebih mudah untuk ditangani.”
Dengan cara berpikir seperti ini, kita akan terpacu untuk mencari “jalan keluar”. Siapa yang mencari, dia akan mendapat. Jadi, jika kita memfokuskan tenaga, pikiran untuk mencari solusi, pasti solusi akan kita dapatkan.
“Collaborate”. Sukses akan lebih mudah diperoleh dengan bantuan orang lain. Dari pada mengandalkan kekuatan atau keunggulan sendiri yang pasti terbatas pada satu atau dua bidang saja, mengapa kita tidak berkolaborasi dengan orang-orang lain yang memiliki keunggulan di bidang-bidang yang tidak kita miliki. Misalnya: untuk membuat sebuah film box office, dari pada hanya mengandalkan satu nama besar seorang bintang film, hasilnya akan lebih baik, jika berkolaborasi juga dengan sutradara unggulan, penata artistik unggulan, film editor unggulan, dan artis dan aktor unggulan lainnya.
“Outsource”. Seringkali kita terlalu fokus pada “biaya rendah”, sehingga kita terdorong untuk melakukan semuanya sendirian walaupun bidang-bidang yang kita kerjakan tidak terlalu kita pahami, atau tidak terlalu kita kuasai. Dengan demikian, kita sering terjerumus pada kualitas rendah dan keuntungan rendah juga.
Tetapi, jika kita mau memfokuskan perhatian, pikiran dan sumber daya pada apa yang bisa kita lakukan secara unggul dan meng-outsource kegiatan lain yang hanya bersifat menunjang saja, pasti pekerjaan kita akan lebih cepat, dan lebih baik hasilnya, serta tentunya mengundang lebih banyak orang untuk membelinya.
Misalnya, keunggulan kita adalah sebagai penulis, maka kita bisa meng-outsource proses editing, dan pembuatan gambar dan ilustrasi buku yang kita tulis pada orang lain. Dengan demikian, kita bisa proses penerbitan buku bisa lebih cepat, dengan hasil yang lebih baik.
“Buy in”. Cara ini mirip dengan outsource. Namun, outsource lebih fokus pada proses produksi, sedangkan “buy in” fokusnya adalah pra atau pasca produksi. Artinya, kita tetap fokus melakukan keunggulan kita (di produksi), selebihnya kita beli dari orang lain yang telah terbukti memiliki keunggulan di bidang terkait dengan yang kita butuhkan sebagai penunjang.
Misalnya: Dari pada seorang pelukis harus memproduksi sendiri cat minyak, kuas, ataupun kanvasnya, akan lebih baik jika dia fokus pada proses melukis saja, sedangkan cat minyak, kuas dan kanvasi bisa dibeli dari orang lain. Daripada sebuah perusahaan melakukan penelitian terhadap perilaku konsumen secara umum, atau selera konsumen umum di kota atau negara tertentu yang belum lama telah dilakukan oleh lembaga riset lain, akan lebih “smart” jika perusahaan tersebut membeli saja hasil risetnya yang terkait dengan apa yang diperlukan.
”Technology enhanced efforts”. Bagaimana caranya memberikan pengetahuan tentang berbagai produk baru pada 100 tenaga penjual yang tidak pernah berada di satu tempat secara bersamaan, karena mereka selalu bergerak di lapangan, dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain?
Jika harus dilakukan pelatihan secara tatap muka, dengan keterbatasan ruang pelatihan, tenaga pengajar, dan dana, pastilah proses sosialisasi ini akan makan waktu lama (jika satu kali training selama satu minggu, hanya bisa mengumpulkan 10 orang, maka untuk 100 orang akan diperlukan waktu 10 minggu atau 2,5 bulan).
Begitu pelatihan 2,5 bulan selesai, ada produk baru lagi yang diluncurkan. Jika tenaga penjual dilatih terus, kapan mereka bisa melakukan tugas utamanya: menjual? Tentu saja hal ini memerlukan solusi cerdas dari cara berpikir cerdas. Solusinya adalah memanfaatkan fasilitas teknologi yang bisa mempercepat dan mempermudah penyampaian informasi kepada seluruh tenaga penjual secara “real time”, misalnya: melalui sarana telekomunikasi elektronik: teleconference, atau cara belajar baru, yaitu e-learning.
Berpikir cerdas memang penting dan perlu dicoba karena bisa mendorong kita untuk melakukan tindakan cerdas, sehingga kita bisa bekerja lebih sedikit dengan hasil yang lebih banyak dan profit yang lebih besar.
Ingin mencoba?

Shelly Lazarus:
Terapkan 360o Branding




Industri periklanan memang merupakan bidang yang ditekuninya. Tetapi wanita kelahiran Brooklyn, New York ini melakukannya dengan cara yang istimewa sehingga ia mendapat kepercayaan dari karyawan, pelanggan, dan perusahaan. Tidak heran jika ia akhirnya menduduki pucuk pimpinan tertinggi di perusahaan iklan tempatnya bekerja.
Apa rahasianya? “Terapkan 360o Branding,” begitu prinsip sukses Shelly Lazarus, chairman dan CEO dari Ogilvy & Mathers international.

Product Branding
Agar sebuah produk tampil beda sehingga mudah diingat, disenangi dan dipilih oleh target pasarnya, produk tersebut harus memiliki “image” yang sesuai dengan pasar sasaran. “Image” ini haruslah diciptakan. Dalam membentuk “image” tersebut, banyak perusahaan ataupun perusahaan iklan yang hanya fokus pada beberapa aspek saja, misalnya: tampilan fisik produk, kemasan, ataupun tampilan iklan-iklan yang dipasang di berbagai media (cetak, elektronik, ataupun papan iklan di jalan atau gedung). Padahal, setiap titik kontak dengan konsumen akan membentuk citra (image) dari produk yang bersangkutan. Shelly, ibu dari tiga anak ini, menerapkan prinsip 360o Branding untuk membangun citra yang diinginkan.
Artinya, pembentukan citra tidak berhenti pada pembuatan iklan saja, tetapi juga sampai pada showroom, tenaga penjual, tenaga layanan purna jual, bahkan sampai tiap karyawan yang bekerja di perusahaan terkait. Jadi, dalam membantu membentuk suatu citra tertentu, pembuatan iklan saja tidaklah cukup. Perusahaan ataupun konsultan yang ditunjuk, perlu menerapkan konsep “branding 360 derajat”.

“Self Branding”
Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja, otomatis Shelly menjadi sorotan banyak orang. Walaupun lulusan Columbia University ini merasa kurang nyaman bahkan cenderung merasa berat untuk dijadikan “role model” bagi orang-orang yang di sekitarnya, Shelly senantiasa berusaha tampil prima, baik dari segi tampilan fisik (misalnya: gaya rambut, pakaian, make up), kebiasaan, cara hidup, ataupuncara berpikir.
Shelly memang tidak menuntut para karyawan untuk meneladaninya, ia hanya merasa bahwa sebagai pimpinan ia perlu memberikan contoh yang positif di semua bidang kehidupannya, seperti juga yang ia terapkan pada produk-produk yang dikelolannya yaitu dengan menerapkan prinsip 360o Branding. Ternyata prinsip ini juga berlaku secara pribadi bagi Shelly, yang berhasil menciptakan “self-image” yang positif sehingga banyak orang menaruh kepercayaan (karyawan, klien, dan mitra bisnis) pada Shelly Lazarus untuk melakukan bisnis dengannnya dan perusahaan yang dipimpinnya.
Prinsip 360o Branding yang telah diterapkan oleh Shelly baik dalam pekerjaan maupun pribadi telah membawanya meraih jenjang karir tertinggi dan prestasi bisnis terbaik di perusahaannya. Mungkin Anda juga bisa mencobanya di tempat Anda. Selamat mencoba

Muda Senang, Tua Tenang



Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)


Mana yang Anda pilih: “Muda senang, tua tenang” atau “Muda resah, tua susah”? Tentunya opsi pertama yang menjadi pilihan Anda. Bagaimana caranya? Apakah Anda harus menunggu warisan miliaran rupiah? Apakah Anda harus mendapat lotere milyaran rupiah? Apakah Anda harus menjadi pimpinan di sebuah perusahaan beesar? Ternyata bukan itu jawabannya. Ingin tahu rahasianya? Simak yang berikut.

Dimana Anda Saat Ini? Apakah Anda saat ini sedang mengukir nasib Anda untuk menuju opsi pertama: Muda senang, tua tenang? Untuk melihat posisi Anda saat ini, coba pertanyaan berikut:
Apakah Anda masih punya cicilan yang masih harus Anda lunasi?
Apakah Anda masih banyak menggunakan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari?
Bagaimana dengan status rumah Anda? Apakah Anda masih tinggal di rumah sewaan?
Apakah Anda langsung mengalokasikan pengeluaran Anda ke beberapa pos yang harus Anda bayar padahal Anda belum lagi menerima gaji?
Apakah Anda merasa senantiasa dikejar-kejar oleh kebutuhan hidup kian hari kian menggunung?
Jika sebagian besar jawaban Anda adalah “Ya”, Anda perlu berhati-hati, karena jika kondisi ini terus berlanjut, kemungkinan Anda sedang menciptakan masa tua yang resah. Kondisi ini perlu Anda perbaiki. Beberapa strategi berikut mungkin cocok untuk Anda terapkan.

Muda Senang, Tua Tenang
Ketika muda hidup senang, setelah pensiun hidup tenang. Ini mungkin merupakan cita-cita Anda juga? Jika demikian, Anda tidak sendirian. Banyak orang ingin hidup tenang ketika memasuki usia senja.
Mereka ingin jalan-jalan keliling dunia, tidak perlu lagi bekerja untuk mencari uang. Kalaupun mereka tetap bekerja, tujuannya bukan untuk mencari uang menutupi kebutuhan sehari-hari lagi, melainkan karena pekerjaan tersebut memberikan mereka kesenangan dan kepuasan dalam melakukannya. Lalu, bagaimana caranya?

Tujuan Hidup
Agar hidup senang dan tenang, terlebih dahulu Anda perlu memiliki tujuan hidup. Tujuan hidup ini akan membantu Anda untuk menentukan langkah dan menyeleksi keputusan serta tindakan finansial yang akan Anda ambil untuk membentuk “masa depan” (baca: masa pensiun) Anda.
Semakin jelas tujuan ini, semakin mudah menyusun rencana, memilih strategi, dan bertindak untuk mewujudkannya. Misalnya: saya ingin pensiun dengan uang satu miliar, satu rumah 800 m2 milik sendiri, dan dana bulanan yang secara otomatis bisa diperoleh untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan membandingkan kondisi Anda sekarang dan kondisi yang ingin Anda raih, Anda bisa menyusun strategi untuk merealisasikannya (menjembatani “gap” antara kondisi sekarang dengan kondisi masa depan).

Hidup Cukup
Mana yang Anda pilih: Terlihat seperti orang kaya atau menjadi orang kaya? Kebanyakan orang memilih untuk “terlihat” seperti orang kaya. Mereka mengendarai mobil mewah, tinggal di rumah mewah, dan terlihat menjejali tempat-tempat yang sering dikunjungi orang-orang “kaya”, walaupun sebenarnya mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai gaya hidup mewah mereka.
Hasilnya: mereka banyak berhutang, dan hidup dari bulan ke bulan dengan strategi gali lubang tutup lubang. Bagi mereka, gaji atau pendapatan yang mereka terima tidak pernah cukup untuk menutupi kebutuhan mereka akan gaya hidup mewah.
Jika mereka mau hidup cukup (hidup di rumah yang lebih kecil, tetapi milik sendiri, daripada rumah mewah, tapi sewaan; naik mobil lebih sederhana, tetapi tidak menggeragoti tabungan daripada naik mobil mewah yang membuat kantong kempes dan hutang menjulang), banyak yang bisa mereka hemat. Uang yang dihemat bisa dialokasikan untuk membuat hidup mereka lebih berarti dan masa tua mereka lebih tenang.

“Invest or Die.”
Uang yang bisa dihemat dari cara hidup cukup bisa diinvestasikan untuk kondisi emergensi dan untuk hari tua. Ke mana harus berinvestasi? Ada banyak bidang yang bisa menjadi pilihan investasi: tabungan, deposito, surat berharga, bisnis, real estate, dan asuransi.
Ada yang memilih surat berharga karena kemungkinan “gain” yang tinggi. Ada yang memilih tabungan dan deposito karena risikonya yang rendah. Ada pula yang memlih real estate karena nilainya yang selalu meningkat.
Jenis asuransi yang menggabungkan beberapa keuntungan (kesehatan dan tabungan hari tua; asuransi jiwa dan kesehatan) banyak dipilih karena kebutuhan (untuk jaminan kesehatan) dan karena sifatnya yang melindungi dari risiko sekaligus sebagai wadah untuk menabung di hari tua. Tentunya Anda bisa memilih lebh dari satu instrumen investasi untuk menyebar risiko.
Jika Anda bingung mana yang harus dipilih, Anda bisa berkonsultasi dengan konsultan keuangan dan memilih konsultan keuangan yang paling cocok dengan gaya investasi Anda untuk mempercayakan kelangsungan dan perkembangan uang Anda. Jika Anda tidak berinvestasi, maka uang Anda akan cepat “menguap” dan seringkali Anda tidak menyadari kemana uang tersebut pergi.
Tutup Kebocoran
Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Pepatah ini juga berlaku bagi “kebocoran” keuangan yang mungkin Anda alami. Masing-masing orang memiliki kemungkinan kebocoran keuangan yang berbeda karena perbeaan gaya hidup mereka.
Apa saja kemungkinan kebocoran keuangan yang bisa dihindari? Kebiasaan membeli makanan cemilan dan rokok merupakan beberapa contoh yang bisa menjadi sumber kebocoran: Rokok, makanan kecil, atau belanja hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan.
Berapa uang yang Anda habiskan untuk membeli makanan kecil dalam seminggu? Berapa uang yang Anda habiskan untuk membeli rokok yang sudah terbukti bisa merusak kesehatan?
Misalnya saja, rata-rata uang yang Anda habiskan untuk membeli hal-hal kecil yang sebenarnya tidak perlu atau bahkan seharusnya tidak Anda beli adalah Rp. 50, 000 seminggu.
Dalam satu tahun, jika Anda bisa menghentikan kebiasaan tersebut, Anda bisa menghemat Rp. 2.600. 000 (52 minggu X Rp. 50.000). Dalam lima tahun, Anda bisa menghemat Rp. 13 juta.
Uang sebesar ini bisa Anda manfaatkan untuk banyak hal, misalnya sebagai uang muka membeli mobil, pembayaran premi tahunan untuk asuransi kesehatan, atau asuransi hari tua Anda yang lebih bermanfaat bagi Anda. Jadi, kenalilah sumber kebocoran keuangan Anda yang harus Anda perbaiki.
Aset Positif
Pada dasarnya, kekayaan seseorang terdiri dari aset (aktiva) dan hutang (pasiva). Untuk mencapai hidup senang dan masa tua tenang, yang harus Anda tingkatkan adalah aset Anda yang positif, yaitu aset yang bisa menjadi mesin untuk “mencetak” uang lagi untuk Anda (misalnya: Rumah, surat berharga, tabungan, dan asuransi yang akan memberikan kembali uang yang Anda tanamkan plus keuntungan).

Hutang Positif
Hutang memang sebisa mungkin dihindari, terutama hutang yang bisa menggerogoti aset positif Anda. Tetapi, bukan berarti semua hutang adalah negatif. Ada pula hutang positif yang bisa Anda manfaatkan secara optimal untuk membeli aset positif yang tingkat pengembaliannya bisa membayar bunga dan pokok hutang yang akhirnya bisa menutupi hutang tersebut.

Nasihat Para Pakar
Selain strategi diatas, Anda juga bisa menyimak nasehat para pakar mengenai cara efektif untuk hidup senang sekarang, dan hidup tenang di hari tua.

David Bach: “Pay Yourself First”
Ketika menerima gaji bulanan atau pendapatan dari hasil usaha, banyak orang yang langsung mengalokasikan dana tersebut ke pos-pos pengeluaran bulanan. David Bach memiliki pendapat yang berbeda mengenai cara mengalokasi dana seperti ini.
Dalam bukunya “Automatic Millionaire”, David Bach menyarankan para pembaca untuk mengalokasikan uang yang mereka terima untuk terlebih dahulu membayarkan kebutuhan mereka sendiri yang lebih penting dari kebutuhan sehari-hari, yaitu kebutuhan jangka panjang, sebelum membayarkan kebutuhan lainnya. Dan ini harus dilakukan secara otomatis seperti halnya membayar pajak dan tidak boleh ditunda.
Caranya: para pembaca dianjurkan untuk meminta jasa bank untuk langsung memasukkan dana yang diterima setiap bulannya ke pos “investasi masa depan” (pembayaran premi asuransi, ataupun bentuk investasi lainnya). Selain itu, Bach juga mengusulkan kepada pembaca untuk sebisa mungkin membayar apa yang mereka beli secara cash (tunai), terutama barang-barang konsumsi (yang habis dikonsumsi tanpa memberi keuntungan pengembalian) misalnya: barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, makanan, entertainment.

Robert T Kiyosaki: Financial Freedom
Robert T Kiyosaki banyak menulis buku-buku laris mengenai pengelolaan keuangan pribadi. Dalam buku-bukunya tersebut, terutama “Rich Dad, Poor Dad”, Robert banyak menganjurkan para pembaca untuk memiliki kebebasan finansial, salah satunya adalah dengan menjadi “tuan” bagi uang yang dimiliki dengan membuat “uang” bekerja untuk kita.
Menurut “Rich Dad”, kemungkinan untuk meningkatkan penghasilan menjadi beberapa kali lebih besar akan lebih tinggi jika seseorang bisa memiliki usaha sendiri.
Cara lain adalah dengan menyalurkan dana untuk diinvestasikan di berbagai instrumen (misalnya: surat berharga).
Bersenang-senang dahulu “berdarah-darah” kemudian; bersakit-sakit dahulu, “bersusah-susah” kemudian; atau bercukup-cukup dahulu sejahtera dan sentosa kemudian. Opsi mana yang Anda pilih? Jika opsi ketiga yang Anda pilih, mungkin Anda bisa mulai mencoba salah satu atau mengkombinasikan beberapa strategi yang baru saja selesai dibahas kali ini. Siapa tahu ada yang cocok untuk Anda? Selamat hidup senang dan hidup tenang. n

John Pepper,
Membantu Proctor & Gamble Ke Posisi Tinggi



Perusahaan yang dipimpinnya berhasil membukukan pemasukan sampai US$ 38,1 miliar dengan net income US$ 3,7 miliar di tahun 1999. Filosofi hidupnya telah membantunya meraih posisi tertinggi di Proctor & Gamble (PG), salah satu perusahaan terbesar di dunia yang membuat dan menjual keperluan rumah tangga. Apa strategi sukses John Pepper yang bisa kita teladani?
Rasa Kepemilikan yang Besar
Menurut John Pepper, pemimpin yang berhasil adalah mereka yang memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap apapun yang menjadi tanggung jawabnya (seperti yang dikutip oleh Thomas J. Neff dan James M Citrin dalam buku mereka “Lessons from the Top”). Prinsip ini jugalah yang diterapkan oleh Pepper dan menjadi dasar dari tindakan dan keputusan yang diambilnya.
Jika seseorang memiliki rasa kepemilikan yang tinggi untuk mensukseskan apapun yang menjadi tanggung jawabnya, maka orang tersebut akan berusaha melakukan apapun dan melakukan yang terbaik untuk meraih hasil yang terbaik. Untuk meraih yang terbaik, orang tersebut sadar bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian.
Dengan demikian ia akan dengan senang hati mendengarkan pendapat ataupun masukan dari orang lain, bekerja sama dengan orang lain, dan memberdayakan mereka untuk mendukungnya meraih sukses. Dalam kondisi ini, kerjasama tim menjadi salah satu hal penting yang bisa diandalkan dan perlu dibina.
Tujuan Mulia
Sebagai seorang pemimpin, John Pepper yang telah lebih dari 30 tahun berkarya di Proctor & Gamble senantiasa memberi inspirasi pada para karyawan untuk mempersembahkan yang terbaik. Hal ini hanya bisa dicapai jika karyawan juga diajak untuk melihat tujuan mulia dibalik pembuatan ataupun penjualan sebuah produk. Jika karyawan hanya diajak untuk melihat bahwa produk dijual untuk mendapatkan profit (motivasi uang), mereka sulit untuk dipacu melakukan yang terbaik secara konsisten.
Sebaliknya, jika mereka ditunjukkan tujuan yang mulia di balik pembuatan ataupun pemasaran sebuah produk (misalnya: untuk mempermudah kehidupan masyarakat luas, untuk membantu masyarakat hidup sehat), tidak sulit memberi mereka inspirasi untuk melakukan yang terbaik.
Gairah Tinggi
Selain tujuan yang mulia, John Pepper juga memberikan teladan pada karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan gairah yang tinggi. Gairah yang tinggi akan mendorong seseorang untuk melihat dan bekerja melampaui masalah, tantangan dan hambatan; dan senantiasa menemukan cara yang lebih baik untuk memberikan pelayanan yang lebih prima pada sesama karyawan, pada perusahaan, dan yang terpenting adalah pada konsumen dan masyarakat luas yang menjadi target pasar.
Pekerjaan yang dilakukan dengan gairah (passion) yang tinggi akan menghasilkan sebuah master piece (karya terindah).
Tiga prinsip ini sudah diterapkan dengan sukses oleh John Pepper ditempat ia bekerja (PG), tidak hanya pada orang lain, tetapi terlebih utama adalah pada diri sendiri. Dengan merasakannya sendiri, ia bisa menjadi saksi dan teladan hidup bagi orang-orang disekitarnyabahwa rasa kepemilikan pada pekerjaan, tujuan yang mulia dan gairah yang tinggi memang ampuh untuk meraih sukses pribadi maupun bersama anggota tim serta perusahaan. Selamat mencoba. n

KATA-KATA BIJAK


Tak ada seorangpun yang akan mampu menjalani peran Anda dengan cara yang sama, jadi, berperanlah sebaik mungkin.
Humphry Osmond
(1917-2004), psikiater


Orang miskin bukanlah orang yang tidak punya uang satu senpun, melainkan orang yang tidak punya mimpi.
Harry Kemp (1883-1960),
penyair


Keyakinan bukanlah mencoba percaya akan sesuatu tanpa adanya bukti; keyakinan adalah berani melakukan sesuatu walaupun sudah mengetahui konsekuensi yang mungkin harus dihadapi.
Sherwood Eddy (1871-1963),
penginjil


Saya tidak percaya pada kegagalan. Selama Anda bisa menikmati proses pelaksanaannya, hasil yang tidak sesuai dengan harapan bukanlah kegagalan.
Oprah Winfrey,
wiraswasta

Sukses Tanpa Sekolah?



Pengasuh:
Roy Sembel
(www.roy-sembel.com)
dan
Sandra Sembel
(ssembel@yahoo.com)


Profesor, doktor, magister manajemen, insinyur, sarjana. Gelar ini menunjukkan prestasi di bidang pendidikan. Tetapi apakah gelar merupakan kunci sukses seseorang? Memang banyak orang sukses yang orang “sekolahan” dan orang bergelar. Tapi banyak juga yang sukses tanpa gelar dari sekolah. Apa resepnya?

Kunci Sukses?
Dari puluhan buku yang menawarkan resep sukses yang telah penulis baca, tidak satupun yang menyebutkan gelar sebagai kunci sukses. Paling tidak ada tiga hal yang paling sering disebut:
Dream Big. Semua orang yang sukses memiliki “mimpi besar”. Mereka tidak puas akan hidup mereka saat itu. Mereka bermimpi untuk “mengubah” hidup mereka menjadi hidup yang penuh keberuntungan dan kesuksesan.
Strong Will. Mimpi besar ini menajdi faktor pendorong yang kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut. Semakin jelas mimpi, semakin kuat keinginan untuk mewujudkannya.
Think Positive. Mimpi yang besar yang disertai keinginan besar akan semakin hebat jika dikombinasi dengan pikiran positif. Ketiga faktor ini merupakan faktor pendobrak keputusasaan, kegagalan, kesulitan, dan berbagai hambatan yang menjadi penghalang sukses. Dengan pikiran positif, semua hambatan menjadi dorongan untuk mencari alternatif lain untuk sukses; semua masalah menjadi kekuatan untuk merumuskan solusi.
Action. Pikiran yang positif mendorong tindakan positif. Misalnya jika kita memikirkan liburan ke Bali bersama keluarga. Maka, pasti kita akan terdorong untuk membaca segala sesuatu tentang Bali: hotel di Bali, tiket pesawat ke Bali, tempat rekreasi di Bali. Setelah membaca, kita akan terdorong untuk menelepon agen perjalanan atau teman yang sudah pernah pergi ke Bali untuk mencari tahu mengenai liburan ke Bali. Lalu kita akan terdorong untuk memesan tiket dan memutuskan tempat yang paling pas untuk kita berlibur di Bali. Akhirnya, kita akan terdorong untuk berangkat ke Bali.
Sukses Tanpa Gelar?
Gelar bukanlah segalanya. Gelar hanyalah salah satu “kendaraan” untuk membantu kita untuk sukses. Ada banyak kendaraan lain yang bisa kita gunakan untuk meraih sukses. Orang-orang berikut telah membuktikan bahwa mereka mampu meraih sukses tanpa gelar.
Sukses Sang Penemu. Siapa yang menyangka jika anak yang dianggap “bodoh” oleh gurunya di sekolah ini ternyata menjadi penemu besar. Pada usia tujuh tahun, anak ini “dikeluarkan” dari sekolah karena dianggap tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah.
Ibu dari anak tersebut tidak putus asa, ia memutuskan untuk mendidik sendiri anaknya di rumah. Hasil didikan ibu ternyata membuka jalan bagi sang anak untuk berkreasi dengan lebih bebas. Walaupun sang anak tidak kembali lagi ke sekolah dan sempat mengenyam berbagai profesi, anak tersebut yang kemudian lebih dikenal sebagai Thomas Alva Edison akhirnya menunjukkan kehebatannya sebagai seorang penemu kelas dunia dengan lebih dari 3.000 hasil temuan.
Sukses Sang Politisi. Lain Edison, lain pula dengan anak yang satu ini. Anak ini juga tidak lulus perguruan tinggi karena kondisi ekonomi yang buruk. Namun hal ini bukan merupakan alasan untuk berhenti meningkatkan kualitas diri.
Melalui keinginan untuk belajar sendiri walaupun tidak harus melalui bangku universitas, pemuda yang lahir tahun 1809 ini akhirnya mampu meningkatkan kualitas dirinya. Pemuda ini memang tidak belajar tuntas dari bangku sekolah, tetapi ia banyak belajar dari berbagai kegagalan dan kesalahan yang dilakukannya.
Ia berpendapat bahwa kegagalan bukanlah hal yang permanen. Yang penting adalah belajar dari kegagalan untuk bangkit kembali meraih sukses. Prinsip ini ternyata ampuh membawanya ke kursi kepresidenan, dan wajahnyapun akhirnya diabadikan dalam salah satu mata uang di negaranya. Pemuda luar biasa ini bernama Abraham Lincoln.

Sukses Sang Pejuang HAM. Jika Indonesia memiliki Munir, maka Guatemala memiliki wanita pejuang HAM yang pada tahun 1992 berhasil meraih hadiah Nobel Perdamaian pada usia 38 tahun. Wanita ini merupakan peraih Nobel termuda saat itu, namanya Rigoberta Menchu Tum.
Ia lahir tahun 1959 di Chumel, sebuah desa kecil di Guatemala. Sebagai anak petani miskin, Menchu harus berjuang untuk tetap hidup, juga untuk belajar. Walaupun tidak mendapat kesempatan untuk mengecap pendidikan formal yang sangat langka diberikan, terutama bagi penduduk asli yang dianggap masih terbelakang, ia tidak putus asa.
Didorong dan diteladani oleh ayahnya yang aktivis pejuang hak-hak penduduk asli, Rigoberta dengan serius mempelajari apapun yang bisa dilahapnya. Ia belajar dari buku-buku, majalah, dari pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya, dan dari berbagai tokoh dan pemimpin yang dikenalnya. Ia juga menulis berbagai buku dan artikel mengenai perdamaian dan hak asasi manusia yang diperjuangkannya.
Pengarang buku I, Rigoberta Menchu, an Indian Woman ini sadar bahwa untuk memperjuangkan nasib bangsanya, ia harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya dibidang hak azasi manusia, dan perdamaian. Ia juga sadar kalau ia harus selalu bisa menyerap perkembangan yang terjadi tidak hanya di kampungnya, negaranya saja, tetapi juga dari berbagai belahan bumi.
Hasilnya? Ia menjadi sangat ahli di bidang HAM dan perdamaian yang diperjuangkannya. Keahlian dan pengalamannya ini diakui banyak pihak, sehingga walaupun tidak berkesempatan meneruskan ke pendidikan tinggi, Rigoberta mendapat banyak gelar Doktor kehormatan dari berbagai universitas terkemuka di dunia.

Sukses Sang Hamba. Bekas “hamba” menjadi “bos”? Mengapa tidak? Inilah yang terjadi pada Madame C.J Walker (1867-1919) seorang bekas budak yang berhasil membangun bisnis besar di bidang obat penumbuh rambut dan menjadi inspirasi bagi para wanita Amerika keturunan Afrika yang pada saat itu memiliki kedudukan sosial rendah di masyarakat. Didorong oleh masalah rambut yang dideritanya, Madame C. J Walker terdorong untuk membantu orang lain yang senasib.
Apa kunci suksesnya? Pendidikan dan dukungan orang-orang kuat di sekitar. Pendidikan yang diperoleh oleh wanita hebat ini tidak didapatkan dari sekolah melainkan dari orang-orang sekitarnya.
Madame C.J Walker mencari guru untuk mengajarinya membaca dan menulis. Madame Walker juga percaya bahwa kesuksesan satu orang tidak lepas dari bantuan orang lain.
Untuk itu, Madame Walker, yang merasa kurang berpendidikan, mengelilingi dirinya dengan orang-orang berpendidikan untuk membantunya menjalankan dan mengembangkan bisnis yang sudah dirintis dan dibangunnya tersebut. Dengan membuat dirinya dikelilingi oleh orang berpendidikan, Madame C.J Walker merasa menjadi lebih kuat, karena ia dapat banyak belajar dari orang-orang ini, yang akhirnya juga memperkuat Madame Walker.
Sekolah memang penting, tapi bukan yang terpenting dalam meraih sukses. Gelar memang bisa menjadi alat untuk meraih kesempatan untuk sukses, tetapi bukan satu-satunya kendaraan sukses. Yang penting adalah Mimpi untuk sukses, keinginan untuk belajar, berubah, dan mengubah nasib, disertai dengan keinginan yang kuat, pikiran positif serta keberanian untuk bertindak. Selamat mencoba.



TEladan MANdiri



Mickey Drexler:
“Kebencian” yang Membawa Sukses



Membangun perusahaan yang berada di posisi atas di industri yang ditekuni memang tidak mudah. Tetapi inilah yang mampu diraih oleh Scott Kriens yang berhasil menjadikan Juniper sebagai salah satu perusahaan Internet Networking Powerhouse yang terbesar di tahun 2000an pada usianya yang masih sekitar 43 tahun. Apa yang bisa kita teladani dari ayah dua anak ini?

Kerendahan Hati
Kriens sadar bahwa sebagai manusia ia memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu, ia sadar bahwa kesuksesan tidak bisa diraih sendirian. Ia banyak berterima kasih pada rekan-rekan kerjanya yang telah banyak dijadikan teladan dan yang telah banyak memberikan pelajaran sukses padanya.
Segala kesuksesan yang diraihnya tidak pernah diakuinya sebagai kesuksesan pribadi, melainkan kesuksesan bersama, karena memang begitulah yang diyakini oleh Scott Kriens. Dengan kerendahan hatinya, ia berhasil membina hubungan baik dengan banyak orang, membantu banyak orang yang kemudian juga membantunya membangun usahanya selama ia meniti karir dari satu perusahaan ke perusahaan lain, sampai akhirnya menempati jabatan CEO di Juniper di tahun 1996.
Sebagai CEO, Scott Kriens dan timnya berhasil mendongkrak penjualan Juniper sampai US$ 1,4 miliar, sebuah angka fantastis di saat itu. Tidak heran jika prestasinya tersebut membuat ia dinobatkan oleh Earnst and Young sebagai Entrepreneur of the Year di tahu 2000.

Kebebasan Berkreasi
Banyak pemimpin yang ingin menonjol dan selalu berusaha tampil “serbabisa”. Mereka juga tidak senang jika ada anak buah yang “menonjol” dan terlalu bebas mengemukakan pendapat. Tidak demikian dengan Scott Kriens, yang berprinsip bahwa jika ingin sukses, pemimpin harus dikelilingi oleh orang-orang “pandai”.
Prinsip ini membawa Kriens untuk mempekerjakan orang-orang berkualitas tinggi di bidang masing-masing. Kepercayaannya pada kualitas karyawan membuatnya tidak ragu-ragu lagi dalam memberikan kebebasan bagi para karyawan untuk berkreasi, karena memang untuk itulah mereka digaji.
Kepercayaannya pada karyawan juga tidak membuatnya ragu-ragu dalam mendengarkan masukan dari karyawan dan belajar banyak dari keahlian mereka. Hasilnya: karyawan menghargai pimpinan mereka dan mereka tidak segan-segan memberikan kreasi dan hasil karya mereka yang terbaik, karena diberi penghargaan dan kesempatan optimal untuk mengembangkan kreasi mereka bagi perusahaan.
Ingin sukses seperti Scott Kriens? Mengapa tidak mencoba meneladaninya dengan bersikap rendah hati dan memilih dan bekerjasama dengan orang-orang yang memang berkualitas di bidang mereka masing-masing. Selamat mencoba.

Sheryl ”Barney” Leach
Di Balik Sukses Barney si Dinosaurus Ungu


Jika Anda memiliki anak atau keponakan di bawah usia enam tahun, mungkin Anda mengenal tokoh yang satu ini: Barney, dinosaurus berwarna ungu yang pandai bernyanyi, menghibur dan ‘mendidik’ anak-anak kecil. Video tentang barney telah jutaan copy terjual, program televisi tokoh ini juga menjadi program dengan rating tinggi di berbagai negara di dunia, buku-buku yang menulis dan menggambarkan tokoh ini pun menjadi buku best seller, dan mainan Barney juga telah menjadi rebutan anak-anak di dunia. Siapa di balik sukses tokoh dinosaurus ungu ini? Apa yang bisa kita teladani darinya?

Masalah yang Membawa Hikmah
Sheryl Leach, yang adalah seorang penulis buku dan mantan guru, memiliki seorang anak yang hiperaktif. Anaknya tersebut hanya bisa ”tenang” ketika menonton video gerak dan lagu untuk anak-anak. Anaknya ini sangat menyukai video tersebut, sehingga ia menontonnya berkali-kali. Sheryl kemudian mencari video sejenis di pasar untuk di beli, tetapi tidak menemukan satu pun. Video lanjutannya masih dalam tahap ide pembuatan.
Ketika Sheryl Leach sedang berada di tengah kemacetan lalu lintas, ide cemerlangnya pun timbul: membuat video serupa untuk anak-anak usia di bawah enam tahun (pra-sekolah), yang jarang ditemui di pasaran. Ia yakin bahwa ada banyak orang tua yang mengalami masalah yang sama seperti yang dialami, ada banyak anak-anak yang dapat belajar dari gerak dan lagu dengan konsep edutainment.
Setelah ide ini digodok lebih dalam lagi, Sheryl kemudian mencari karakter yang tepat untuk dijadikan tokoh utama dalam video yang akan diproduksi. Dari pengalaman dan pengamatannya sebagai guru dan sebagai ibu, Sheryl menemukan bahwa banyak anak-anak yang senang dengan dinosaurus. Agar dinosaurusnya memiliki penampilan unik, dipilihlah warna yang juga unik, yaitu warna ungu.

Menggalang Talenta Lokal
Sheryl sadar bahwa ia tidak bisa bekerja sendirian, ia perlu dibantu banyak orang yang tepat untuk meraih keberhasilan. Orang pertama yang ditemui adalah ayah mertuanya yang memiliki studio untuk rekaman video. Karena merasa bahwa ia tidak punya keahlian dalam penyutradaraan, Sheryl mencari tenaga ahli di bidang penyutradaraan, sedangkan naskah ditulis sendiri oleh Sheryl yang juga adalah seorang penulis. Selain itu, Sheryl mencari bakat-bakat lokal untuk berperan dalam program video yang akan diproduksi. Kostum tokoh-tokoh yang terlibat pun dibuat oleh tenaga lokal yang telah dipilih oleh Sheryl untuk membantu. Singkatnya: ia mencari bakat dan tenaga ahli lokal untuk membantunya membuat program video dengan tokoh Barney, si dinosaurus ungu.

Memasarkan dengan Strategi Komunitas
Karena banyak orang lokal yang terlibat dalam produksi video ini, mereka jugalah yang diajak bekerja sama dalam mendukung pemasaran video yang selesai di buat tahun 1988. Kelompok utama yang diajak bekerja sama adalah ibu-ibu di lingkungan tempat Sheryl tinggal di Dallas. Ibu-ibu ini yang juga memiliki anak-anak di bawah usia enam tahun, secara gigih menawarkan video ini ke toko-toko di kota Dallas. Dengan keyakinan, dan kegigihan tim yang kompak tersebut, video Barney berhasil sukses dipasarkan di Dallas, kota ‘kelahiran’ Barney, kota tempat Sheryl Leach tinggal. Ketika akhirnya kepemilikan tokoh Barney dijual kepada HIT Entertainment, harga jual mencapai nilai fantastis $ 275 juta di tahun 2001.
Tokoh Barney muncul dari masalah yang dihadapi oleh Sheryl Leach. Jadi, ketika Anda mengalami masalah, jangan melarikan diri dari masalah, apalagi berputus asa. Kita bisa meneladani Shryl Leach yang bisa mengubah masalah menjadi ”mesin uang”. Selamat mencoba. n

”It’s Now or Never!”



Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id


It’s Now or Never (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Ini memang seperti judul sebuah lagu Zadul (baca: zaman dulu). Tetapi ternyata kalimat pendek ini mengandung banyak petuah yang bisa kita renungkan dan praktikkan.

Mengapa harus sekarang? Ada banyak manfaat yang dapat kita petik jika kita mau mulai sekarang.
Kesempatan. Every opportunity is a golden opportunity. Tiap kesempatan adalah peluang emas. Kita tidak pernah tahu apakah kesempatan sekarang akan lebih buruk atau lebih baik dari kesempatan berikutnya. Jadi, jika mendapat atau melihat kesempatan untuk mencetak prestasi, meraih keuntungan, ataupun mendapat manfaat positif dari apa yang ditawarkan sekarang, mengapa tidak kita coba? Paling tidak kita tidak akan menyesal karena telah mencobanya. Jika ternyata dugaan kita meleset, kita bisa meraih kesempatan berikutnya. Tapi, jika dugaan kita benar, kita telah berhasil mendapat manfaat dari kesempatan tersebut, dan jika ada kesempatan lain, kita bisa menambah perolehan manfaat dari kesempatan baru lagi.
Selain itu, dengan mengambil kesempatan sekarang, jika ada kesempatan lain berikutnya, kita bisa membandingkan kesempatan yang datang dengan kesempatan yang telah kita manfaatkan, sehingga kita bisa membuat keputusan lebih bijak.
Pengalaman. Pengalaman adalah guru yang paling efektif. Semakin awal kita memulai atau melakukan sesuatu, semakin banyak pengalaman yang bisa kita gali, semakin banyak pula manfaat dan pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman tersebut. Pelajaran dari pengalaman ini tentunya akan sangat berguna bagi kita untuk mengambil keputusan penting di masa yang akan datang. Misalnya: Miftah mendapat kesempatan magang tanpa dibayar di toko pamannya sebagai pemegang buku. Miftah tidak menyia-nyiakan tawaran ini. Walaupun ia tidak "dibayar" dengan uang, ia tidak mempermasalahkannya. Miftah yang baru saja lulus dari akademi perbankan menerima tawaran ini. Sambil bekerja ia juga mengajukan lamaran kerja di tempat lain. Dalam lamaran ini ia menuliskan pengalamannya bekerja sebagai pemegang buku di perusahaan sang paman. Miftah akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan bermodalkan pengalaman kerja satu tahun di perusahaan sang paman. Pengalaman kerja ini menjadikannya kandidat yang lebih baik dari pelamar lain yang belum punya pengalaman kerja.
Uang. Waktu adalah uang. Semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk "menunggu" kesempatan yang baik, semakin banyak potensi untuk mendapatkan "uang" yang terbuang. Misalnya: Manuela kehilangan pekerjaan ketika krisis besar melanda perekonomian Indonesia di awal tahun 2000. Beberapa tawaran pekerjaan sudah diperolehnya, tetapi ia selalu ragu untuk mengambilnya karena gaji tidak sebesar yang diinginkan, tempat terlalu jauh, jenis pekerjaan kurang diminati, atau alasan lainnya. Akibatnya, sampai sekarang pun Manuela masih "menunggu" pekerjaan yang dianggap paling pas untuknya. Padahal jika ia mencoba saja salah satu pekerjaan yang ditawarkan, tentu ia sudah bisa banyak menimba pengalaman, dan yang pasti dapat uang dari hasil kerjanya. Pengalaman ini bisa ia masukkan dalam CV-nya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi di masa mendatang.

”What Now?”
Okay, sekarang kita telah yakin bahwa "sekarang"lah waktu yang tepat untuk memulai sesuatu. Lalu, apa yang harus kita mulai? Masih bingung? Banyak yang bisa Anda lakukan sekarang. Beberapa diantaranya adalah yang berikut.
Kebiasaan Baik. Hasil yang baik diperoleh dari kebiasaan yang baik. Jadi, jika kita ingin meraih sukses, mulailah sekarang untuk membiasakan diri melakukan kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa menelurkan sukses. Mungkin saja kebiasaan positif ini pada mulanya sulit dilakukan atau bahkan tidak menyenangkan untuk dilakukan. Namun demikian, bukan senang atau tidak senang yang jadi pilihan, tetapi penting atau tidak penting untuk dilakukan. Prinsip ini juga didukung oleh Albert Gray, dalam pidatonya pada sebuah seminar di Amerika Serikat: "Successful people form habits of doing things that failures don’t like to do. They don’t like them either, but their disliking is subordinated by the strength of their purpose". (Orang sukses membentuk kebiasaan yang tidak disukai oleh mereka yang gagal. Orang sukses ini mungkin juga tidak menyukai kebiasaan tersebut, tetapi rasa tidak suka ini berhasil dikalahkan oleh kekuatan tujuan yang telah mereka tetapkan).
Contoh: Disiplin dalam waktu merupakan salah satu kebiasaan positif orang-orang sukses. Mereka menetapkan target hasil, dan dengan disiplin dalam waktu mewujudkan target yang telah ditetapkan. Untuk itu, mereka membiasakan diri untuk secara reguler menyediakan waktu menuliskan rencana kerja (tahunan, per semester, per bulan, per minggu, ataupun per hari). Rencana kerja disusun berdasarkan prioritas (mana yang paling penting dalam menunjang tercapainya target yang telah ditetapkan).
Karya Terbaik. Karya terbaik tidak bisa diukur dengan uang. Jadi, apapun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita, kita perlu melakukan yang terbaik (tidak perlu menunggu sampai ada orang yang mau menghargai karya kita dengan nilai yang tinggi). Orang lain akan menghargai jika mereka sudah melihat hasil kerja kita. Jika kita hanya menunggu kompensasi terlebih dulu sebelum menunjukkan karya terbaik, orang tidak akan mudah percaya pada kita karena kita belum bisa memberikan bukti bahwa apapun yang kita lakukan adalah yang terbaik. Sebaliknya, jika kita selalu melakukan dan menunjukkan hasil karya terbaik mulai sekarang, maka orang akan percaya akan kualitas kerja kita yang prima, sehingga mereka nantinya tidak akan segan untuk memberikan kompensasi yang tinggi juga untuk karya kita yang berikutnya.
Prinsip ini juga dipegang teguh oleh Walt Disney, kaisar dunia hiburan. Dalam bisnis hiburan, para pemain biasanya sangat fokus pada uang untuk menghasilkan karya dengan kualitas terbaik. Tidak demikian dengan Disney. Dari awal, Disney mengedepankan kualitas terbaik di atas uang. Hasilnya? Setiap produk hiburan yang diluncurkan Disney selalu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, dan tentu saja sambutan ini mempersembahkan pemasukan uang yang luar biasa juga.
Investasi Kebaikan. Utang budi dibalas budi. Ini kata pepatah kuno. Pepatah ini agaknya tidak berlaku lagi sekarang. Kita tidak perlu menunggu sampai kita punya utang budi baik sebelum kita melakukan kebaikan. Justru biarkanlah kita membuat orang lain "berutang" budi baik pada kita. Dengan demikian, kita bisa membina hubungan baik dengan mereka dan merekapun akan dengan senang hati membantu kita tanpa kita minta, atau merekomendasikan kita pada orang lain untuk membantu kita, juga tanpa kita minta. Investasi pada perbuatan dan hubungan baik juga diterapkan oleh Oprah Winfrey. Dalam perjalanan karirnya, Oprah tidak pernah menunda untuk selalu berinvestasi kebaikan pada orang-orang sekitarnya. Kebiasaan ini jugalah yang memberinya inspirasi untuk memulai program TV nya yang terkenal "The Oprah Winfrey Show" yang menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia. Dengan investasinya pada kebaikan, banyak orang merasa tertolong dan mendapat manfaat setiap kali menonton acara ini. Orang-orang inipun merekomendasikan acara ini pada teman, kerabat mereka. Hasilnya: Acara TV Oprah mendapat peringkat tinggi di dunia pertelevisian.
Investasi Finansial. Seorang teman kami baru saja membeli rumah seharga Rp. 1,5 milyar. Apa kehebatan teman ini? Ia bukanlah pimpinan perusahaan. Ia juga bukan pemilik usaha. Ia juga tidak mendapat warisan (orang tua masih lengkap) ataupun memenangkan undian. Lalu, dari mana ia mendapatkan uang begitu banyak? Apakah ia ikut-ikutan melakukan korupsi? Karena kagum, penulis menanyakan rahasia "kekayaan finansial"nya tersebut?
Jawabannya sebenarnya tidak terlalu mengejutkan: dari uang investasinya dalam asuransi. Sejak muda (ketika ia masih berada di usia 25an), ketika ia baru saja masuk dunia kerja, ia sudah berinvestasi dalam beberapa asuransi yang mempunyai fitur tambahan sebagai tabungan. Setelah sepuluh tahun masa ‘menabung’ berlalu, sebagian uang asuransi yang telah beranak pinak dicairkan—sebagian diinvestasikan lagi dalam asuransi dan sebagian dalam rumah. Uang yang diperoleh dari asuransi dan penjualan rumah yang nilainya juga sudah berlipat, diinvestasikan kembali dengan cara yang sama. Lambat laun, jumlah rumah yang dimiliki makin banyak dan dana investasi dalam asuransinya juga makin meningkat, sampai akhirnya ia bisa membeli rumah dengan harga yang "wah" pada usia yang masih relatif muda (40 tahunan).
Mewujudkan Mimpi. Ingin beli rumah, mobil, laptop tercanggih; ingin memulai usaha sendiri; ingin berkeliling dunia? Mengapa tidak kita coba mulai sekarang untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, apa yang kita perlukan? Informasi, uang, dukungan moril, tenaga? Nah, paling tidak kita bisa memulai dengan mendata apa yang kita perlu lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Setelah data kita peroleh, kita bisa menyusun rencana untuk memulai mengumpulkan atau melakukan hal-hal yang kita perlukan tersebut sekarang.
Tanpa kita sadari, dengan disiplin diri yang tinggi, satu persatu mimpi kita dapat wujudkan.
Seorang pekerja bangunan yang sederhana mempunyai "mimpi" yang bersifat rohani yang luar biasa, yaitu mendoakan orang-orang yang disekitarnya yang belum bertobat agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Untuk itu, ia tidak menunda perwujudan mimpi. Ia berguru pada banyak orang untuk mempersiapkan diri dan sesuai dengan usulan pemuka agama yang menjadi penasehatnya, ia lalu membeli buku dan membuat dua kolom: Kolom pertama berisi nama-nama orang yang akan didoakannya, sedangkan kolom kedua berisi tanggal orang tersebut bertobat. Setelah 40 tahun masa berlalu, hasilnyaluar biasa: daftar nama yang telah didoakan dan telah bertobat mencapai ribuan orang (sekitar 2000 orang lebih).
Apakah prinsip "Lakukan Sekarang" ini sudah menjadi atau akan kita jadikan prinsip hidup kita? Kita harus segera memutuskannya sekarang. Alasannya sederhana: It’s Now or Never. Jadi, jika ada pilihan untuk memulai sekarang, mengapa kita harus menunggu untuk memulai nanti? Selamat mencoba.

Mickey Drexler
"Kebencian" yang Membawa Sukses



Biasanya kata-kata yang berbau "positif" selalu dijadikan kunci sukses banyak orang. Ini memang tidak salah. Tapi, Mickey Drexler memang unik. Dia menjadikan "kebencian" menjadi salah satu kunci sukses. Apa saja yang dibencinya yang bisa membawa sukses? Yang berikut ini mungkin bisa kita jadikan teladan.

Benci Keluhan
Drexler paling tidak tahan jika harus mendengarkan keluhan dari pelanggan, untuk itu, ketika ia dipercaya memegang pucuk piminan di Gap Inc. di tahun 1983, ia menghapuskan departemen yang khusus menangani keluhan. Menurut Drexler, departemen ini tidak efektif karena terlalu lama dalam menangani keluhan (6 minggu). Ia lalu menyebar penanganan keluhan pada setiap karyawan yang ada di Gap Inc. (Setiap karyawan menjadi bagian dari departemen penangan keluhan). Jadi, jika ada keluhan masuk, bisa langsung ditangani oleh pihak terkait, tidak perlu berlama-lama "mampir" untuk diproses secara administratif di bagian khusus yang menangani keluhan. Dengan demikian, birokrasi bisa dipotong, keluhan bisa diatasi dengan lebih cepat dan lebih terarah, dan pelangganpun akan lebih puas karena ditangani oleh pihak yang langsung terkait dengan keluhan mereka. Hal ini membuat Gap menjadi salah satu perusahaan yang dianggap paling "customer-friendly".

Benci Komunikasi Tak Langsung
Drexler paling "benci" komunikasi yang harus "menunggu" jawaban (misalnya: melalui email atau surat). Ia lebih suka komunikasi dua arah yang jawaban dari kedua belah pihak bisa langsung diketahui (misalnya: Komunikasi langsung dengan tatap muka, atau melalui telepon). Ia lebih suka menyelesaikan masalah dengan berbicara langsung dengan karyawan ketika bertemu di lobby atau di "hallway" dari pada harus "menghabiskan" waktu di rapat. Dia juga tidak segan-segan bertemu dan berbicara langsung dengan pelanggan atau pihak-pihak yang telah banyak membantu perusahaan. Misalnya, ketika seorang profesor menulis surat terima kasih karena telah diijinkan untuk menggunakan Gap sebagai studi kasus, Mickey Drexler langsung menelepon profesor tersebut dan mengundang mahasiswa di kelas sang profesor untuk datang berkunjung ke Gap serta bercakap-cakap langsung dengannya. Melalui pertemuan tatap muka langsung, Drexler merasa beruntung mendapat banyak masukan dari para mahasiswa dan sang profesor. Cara komunikasi seperti ini juga yang dicontohkannya kepada setiap karyawan, yaitu mencari tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan melalui komunikasi dengan tatap muka.

Benci menikmati puncak kesuksesan
Kebencian lain adalah menikmati satu puncak kesuksesan terlalu lama. Ketika satu titik sukses telah dicapai, Mickey Drexler "benci" berlama-lama berada pada titik tersebut. Ia akan segera bertindak untuk mendaki puncak sukses yang lebih tinggi lagi. Puncak sukses yang lebih tinggi tak akan tercapai tanpa adanya perubahan. Untuk itu, ia tidak segan-segan merangkul ataupun menciptakan perubahan. Berbagai perubahan telah dilakukannya selama masa jabatannya sebagai pimpinan puncak di Gap. Ia mengubah gaya pakaian yang dijual perusahaan, dari pakaian yang rumit dan sulit terjual, menjadi pakaian yang simple namun chic yang diinginkan oleh banyak orang, sehingga mudah terjual. Perubahan ini berdampak positif pada penjualan Gap, yang tadinya tersendat menjadi lancar.
Tiga kebencian Mickey Drexler ini telah membuatnya dipercaya untuk menjalankan salah satu perusahaan pakaian terbesar di dunia ini selama 19 tahun dan membuatnya berhasil membuat Gap sebagai salah satu merek pakaian favorit di dunia anak muda. Apakah Anda sudah memiliki tiga "kebencian" ini? Jika belum, mungkin Anda bisa meneladani Mickey Drexler. Selamat mencoba.

KATA-KATA BIJAK

Make the most of the best and the least of the worst. (Ambil yang terbaik dari segala yang terbaik, ambil sesedikit mungkin dari yang terburuk)
Robert Louis Stevenson 91850 – 1894), Writer.


If you embrace possibility thinking, your dreams will go from molehill to mountain size, and because you believe in possibilities, you put yourself in position to achieve them. (Jika Anda merangkul cara berpikir yang selalu melihat pada kemungkinan, maka perwujudan mimpi Anda akan berkembang dari kemungkinan yang hanya sebesar tahi lalat menjadi sebesar gunung, dan karena Anda percaya akan kemungkinan, Anda memampukan diri Anda untuk mewujudkan mimpi tersebut)
John C. Maxwell, Leadership expert

Sukses dapat dirumuskan dalam satu formula sederhana saja: Lakukan yang terbaik, maka orang lain mungkin akan menyukainya. (Success has a simple formula: Do your best, and people may like it).
Sam Ewing (1920-2001), Humorist


Belajar ibarat seperti mengayuh melawan arus: tidak bergerak maju berarti akan beregerak mundur. (Learning is like rowing upstream: not to advance is to drop back).
Chinese proverb


Bertindaklah seolah-olah Anda sudah merasa bahagia maka hal ini akan cenderung membuat Anda benar-benar bahagia. (Act as if you were already happy and that will tend to make you happy).
Dale Carnegie (1888-1955), Writer and speaker

Uang: Tidak Perlu Dicari?



Oleh: Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id


Ah, masa iya? Bayar tagihan telepon, listrik, air, uang sekolah anak-anak, keperluan rumah tangga, bahan bakar dan perawatan mobil, keperluan makan, minum. Semua menggunakan uang. Jadi, uang tetap perlu dicari.

Mungkin ini menjadi argumentasi Anda ketika membaca judul artikel ini. Anda tidak salah, tetapi juga tidak 100% benar. Semua ini memang perlu uang, tapi bukan berarti uang yang diperlukan harus dicari atau dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mengejar ataupun mencari Anda.
Jika Anda Mengejar atau Mencari Uang.
Sesuatu yang dikejar biasanya larinya lebih kencang. Sesuatu yang dicari, biasanya tidak terlihat, atau sedang dalam keadaan "hilang". Mengejar dan mencari merupakan dua aktivitas yang tidak mudah dilakukan karena banyak hambatan yang akan ditemui.
Mengejar Uang. Dalam kegiatan "mengejar", faktor kunci sukses adalah kecepatan dan stamina. Siapa mempunyai stamina untuk secara konsisten (terus-menerus) memacu kecepatan yang lebih tinggi dari yang dikejar maka dia mungkin akan berhasil.
Demikian pula dengan orang yang "mengejar" uang. Ia harus selalu menjaga stamina untuk memacu kecepatannya untuk mendapatkan uang yang dikejar. Sekali ia lengah, maka ia akan tertinggal jauh. Jika ia tertinggal jauh, maka uang semakin tak terkejar, bahkan mungkin ia akan tersingkir dari pertarungan mengejar uang.
Ini jugalah yang terjadi pada orang ataupun perusahaan yang semata mengejar uang (baca: keuntungan finansial). Mereka akan berusaha melakukan apa pun juga (termasuk juga yang tidak positif) untuk menjegal lawan. Mereka juga akan berusaha melakukan apa pun juga untuk mendapatkan uang (memotong biaya, meningkatkan pendapatan) secepatnya. Keputusan ini se ringkali terikat pada keuntungan jangka pendek saja. Akibatnya kelangsungan hidup di jangka panjang menjadi korban. Perusahaan ataupun orang yang menerapkan prinsip ini tidak akan bertahan lama. Pada suatu saat mereka akan tersingkir dari arena "pertandingan" lari untuk mengejar uang.
Misalnya, perusahaan yang hanya mengejar uang, akan cenderung berusaha mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa memikirkan lebih jauh dampak dari tindakan ini di masa datang. Mereka mungkin akan menaikkan harga, menurunkan kualitas agar dapat memperoleh laba besar. Mereka juga akan membujuk target pasar dengan segala cara (termasuk menipu target pasar) untuk membeli produk mereka. Akibat dari kedua praktik pengejaran uang ini adalah kekesalan pelanggan: ketika pelanggan sadar bahwa apa yang mereka dapatkan jauh di bawah standar yang ditawarkan perusahaan, pelanggan akan marah dan jera membeli produk perusahaan yang sudah dianggap menipu mereka tersebut.
Mencari Uang. Bagi mereka yang berusaha mencari uang, segala sesuatu cenderung akan diukur dengan uang. Kualitas yang mereka tawarkan akan diukur dengan uang yang mereka dapatkan. Jika mereka hanya mendapatkan uang dalam jumlah kecil, maka mereka juga akan memberikan kualitas kerja yang rendah.
Mereka merasa rugi jika harus berusaha yang terbaik sementara gaji yang mereka dapatkan dianggap belum memadai. Waktu yang mereka dedikasikan juga mereka ukur dengan uang. Jika mereka harus memberi waktu banyak, maka mereka juga akan mengharapkan upah yang lebih banyak. Mereka tidak akan mau bekerja melebihi waktu bayaran mereka.
Misalnya, sebut saja seorang karyawan yang bernama Rahayu yang berprinsip bekerja untuk mencari uang. Ketika mendapat kesempatan dari perusahaan untuk menunjukkan kualitas yang lebih tinggi dari apa yang ada pada job description yang telah ditanda-tangani, Rahayu dengan tegas menolak karena ia tidak mau bekerja "lebih" dari bayaran yang diterima. Akibatnya, kesempatan ini diberikan kepada Dewi yang dengan senang hati menerima kesempatan "emas" tersebut. Dewi berprinsip, jika ia bisa membuktikan bahwa ia bisa melakukan tanggung jawab yang lebih tinggi, maka ada kemungkinan ia akan dipercaya untuk mendapat posisi dengan tanggung jawab baru tersebut. Dengan sendirinya pasti kompensasi finansial pun akan meningkat.

Jika Anda Tidak Mengejar Uang
Jika Anda tidak mengejar uang, tetapi kualitas dan kepuasan kerja, maka Anda akan mendapatkan keduanya (kualitas dan kepuasan kerja). Selain kedua hal ini, uang pun akan dengan sendirinya mengejar Anda.
Berikan Bantuan. Jika Anda membantu cukup banyak orang untuk sukses, maka sukses akan mengikuti Anda. Orang-orang yang Anda bantu akan menceritakan kehandalan Anda dalam membantu mereka. "Kesaksian" orang-orang ini tentang reputasi Anda yang positif akan menjadi senjata promosi yang ampuh untuk Anda, sehingga orang lain juga tidak akan ragu untuk berbisnis dengan Anda.
Misalnya, setelah pekerjaan utama yang menjadi tanggung jawabnya selesai, Arief yang bekerja sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan, tidak segan-segan untuk membantu siapa pun yang membutuhkan bantuannya. Bantuan ini ia berikan tidak hanya ketika diminta, tetapi juga ketika ia melihat orang lain membutuhkannya (tanpa diminta). Sehingga Arif menjadi orang yang diandalkan banyak orang di perusahaannya. Tidak heran ketika perusahaan membuka lowongan untuk suatu jabatan yang lebih tinggi, Arief menjadi orang yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut.
Melakukan yang Terbaik. Jika Anda selalu melakukan yang terbaik, lebih dari dari orang-orang lain di sekitar Anda, pada setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda, maka sukses tak akan ke mana-mana. Ini yang menjadi prinsip hidup Carly Fiorina, wanita pengusaha, yang menjadi CEO di Hewlett-Packard. Prinsip ini juga selalu dipraktikkan oleh orang-orang sukses lainnya.
Misalnya, Sherry selalu berusaha mempersembahkan kualitas prima pada setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerjanya yang selalu positif mencerminkan potensinya yang juga positif. Inilah yang akhirnya melancarkan laju perjalanan kariernya, sampai akhirnya ia dipercaya menduduki jabatan pimpinan di bidang yang selama ini ditekuninya.

Mereka yang Tidak Mengejar Uang
Ingin melihat teladan konkret mereka yang tidak mengejar uang, tetapi sukses dan mendapatkan uang berlimpah? Simak yang berikut.
Kazuo Inamori pendiri Kyocera Corporations tahun 1959. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi. Pada saat didirikan, Kyocera hanya memiliki 28 karyawan dan modal $10,000. Namun setelah itu, perusahaan ini mampu berkembang menjadi perusahaan yang menghasilkan suku cadang berteknologi tinggi, seperti semikonduktor yang canggih.
Pendirinya, Inamori, tidak mengejar keuntungan finansial dalam membangun bisnis, melainkan mengejar tujuan yang lebih mulia dari uang: semua bisnis yang dibangunnya selalu berorientasi pada masyarakat, yaitu bisnis yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat banyak. Tujuan mulia ini senantiasa didengungkannya kepada seluruh karyawannya, agar mereka paham bahwa mereka bekerja bukan saja untuk diri sendiri atau perusahaan, tetapi terutama adalah untuk kepentingan masyarakat luar.
Bermodalkan keyakinan, dan tujuan mulia ini yang juga ditularkan kepada seluruh jajarannya, Kazuo Inamori bisa tetap optimis di masa sulit. Ia dan karyawannya tetap memiliki harapan dan semangat juang tinggi untuk melewati masa sulit yang dihadapi. Jika satu cara menemui kegagalan, Inamori tidak putus asa, ia akan mencari ataupun menciptakan cara lain untuk mencapai sasaran yang dituju, sampai akhirnya sukses finansial dengan sendirinya mengikuti Inamori.
"Build people and they will build the business for you," demikian prinsip bisnis Brownie Wise, salesman ulung dari perusahaan Tappeware. Dengan prinsip ini, Wise bekerja tidak semata untuk uang, tetapi terlebih untuk membantu sumber daya manusia agar menjadi lebih baik dan lebih unggul.
Menurut Wise, sumber daya manusia adalah tulang punggung sebuah bisnis. Untuk itu mereka perlu dibangun dan diperlengkapi dengan keterampilan teknis (tentang produk yang akan dijual), terutama non-teknis (motivasi, tujuan, kepercayaan diri, dan visi misi pribadi). Caranya? Melalui keteladanan (dengan mencontohkan sikap sukses dari tingkah laku sang pemimpin), dan pelatihan praktis (baik on-the job maupun pelatihan singkat) di bidang yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Guna memacu agar sumber daya yang direkrut perusahaan bisa berprestasi, Brownie Wise beranggapan bahwa SDM perlu diajak untuk memiliki mimpi yang ingin mereka raih, dan diperlihatkan cara untuk meraih mimpi tersebut melalui pekerjaan mereka di perusahaan. Misalnya, jika seorang karyawan atau distributor ingin membeli rumah, tunjukkan seberapa banyak volume penjualan yang perlu diraih dan bagaimana cara mencapai target tersebut setahap demi setahap untuk dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan demikian, perusahaan bisa membuat karyawan tetap fokus pada tujuan pribadi yang sejalan dengan tujuan perusahaan.
Prinsip ini telah membantu Wise untuk menolong banyak orang untuk sukses. Kesuksesan orang-orang yang dibantu oleh Wise merupakan kesaksian hidup bagi kualitas Wise yang juga prima. Sehingga orang sekitar percaya akan keandalan Wise dan berani mempercayakan bisnis mereka juga pada Wise.
Uang memang perlu, tapi bukan untuk dijadikan tujuan akhir untuk dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mencari Anda dengan mendasarkan tujuan hidup dan setiap keputusan yang Anda ambil pada sesuatu yang lebih mulia dari uang: Membantu orang lain untuk sukses agar dengan sendirinya orang lain juga akan membantu Anda untuk sukses. Semakin banyak orang yang Anda bantu untuk sukses, semakin banyak orang yang akan mendukung Anda untuk sukses. Selamat mencoba.n

TELadan MANdiri

Carly Fiorina:
Rendah Hati dan Tetap fokus



Majalah Forbes memberinya gelar selama lima tahun berturut-turut sebagai wanita terkuat di dunia bisnis Amerika Serikat (1998 – 2002). Dia juga menjadi wanita pertama yang memimpin salah satu dari 20 perusahaan di Dow Jones. Siapa wanita ini? Apa kelebihannya yang bisa kita teladani?

Rendah Hati
Biasanya seorang yang telah diangkat menjadi pimpinan cenderung menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya atas orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini tidak berlaku bagi Carly Fiorina, CEO di Hewlet Packard. Fiorina tahu betul kemampuannya dan kelebihannya dari orang-orang di sekitarnya. Karena itu, jika ia memang tidak tahu mengenai suatu hal, ia tidak akan ragu-ragu dan malu-malu untuk bertanya, walaupun harus bertanya kepada salah satu orang yang di bawah pimpinannya. Misalnya, ketika ia harus memimpin Optical Networking Group di Lucent, ia tidak segan-segan duduk selama dua jam untuk mendengarkan pengarahan dan belajar dari pimpinan dan jajaran di divisi operasional.
Kerendahan hatinya untuk belajar ini juga akhirnya membawa kebaikan. Sebelum sebuah produk diluncurkan ke pasar, Fiorina bersedia menjadi "kelinci percobaan" dalam hal cara memberikan informasi pada pelanggan. Jika Fiorina, sebagai orang awam di industri tersebut, mendapat kesulitan untuk mengerti informasi yang disampaikan, berarti informasi tersebut terlalu teknis dan juga akan sulit dicerna oleh pasar. Dengan demikian, pilihan kata harus dicarikan yang lebih mudah dimengerti orang awam.
Demikian pula kerendah-hatiannya ditunjukkan kepada bagian Riset dan Pengembangan yang "mengajarkannya" tentang teknologi yang digunakan. Sebaliknya, Fiorina juga cukup rendah hati untuk membagikan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya pada mereka yang memerlukannya.

Fokus
Keunggulan Carly Fiorina yang berikutnya adalah kemampuannya untuk fokus 100% untuk menyukseskan apa pun yang sedang dikerjakannya saat itu. Menurut Fiorina, banyak orang pintar yang gagal karena mereka terlalu fokus pada pekerjaan selanjutnya, sehingga pekerjaan yang sedang dikerjakan terbengkalai. Dengan memberikan perhatian penuh pada pekerjaan yang sedang dikerjakan, Fiorina dapat mempersembahkan pekerjaan dengan kualitas prima.
Hasil pekerjaannya yang selalu memuaskan membuat orang lain selalu menaruh kepercayaan pada Fiorina. Mereka yakin apa pun yang diberikan kepada Fiorina untuk diselesaikan, akan diselesaikan dengan hasil yang prima. Reputasi ini membuat Fiorina melaju pesat dalam jenjang kariernya, sampai akhirnya ia dipercaya memegang jabatan tertinggi di Hewlett Packard.
Dalam pimpinannya, Fiorina berhasil mengalahkan saingannya dan membawa HP menjadi perusahaan PC global nomor wahid dengan melakukan keputusan yang berani, yaitu merger dengan perusahaan pembuat komputer "Compaq" pada tahun 2002.
Dua prinsip bisnis Carly Fiorina yang juga merupakan keunggulannya, telah dipupuknya menjadi kebiasaan yang positif. Hasilnya? Carly Fiorina berhasil menjadi salah satu orang terkuat di dunia bisnis berbasis teknologi. Anda juga ingin mencoba prinsip bisnis Carly Fiorina?

KATA-KATA BIJAK

Ketika Anda melakukan apa yang Anda katakan, maka orang lain akan mendengarkan Anda. (When you walk your talk, people listen).
Peribahasa Jerman

Jalan yang kita ambil lebih penting dari tujuan yang kita tentukan. Keputusan yang kita ambil menentukan nasib.
Frederick Speakman

Dari semua yang Anda kenakan, ekspresi muka Andalah yang paling penting.
Janet Lane

Waktu bisa menjadi musuh atau teman Anda.
Ray Charles (1930-2004), musikus.

Jika saya bisa membawa kebahagiaan untuk dunia, maka pastilah saya akan sukses.
Bobby McFerrin, musikus.

Mulai yang Baru di Usia Senja



Oleh: Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id


Kota Jakarta baru saja merayakan hari jadinya yang ke-478 pada tanggal 22 Juni yang lalu. Bagaimana dengan Anda? Berapa usia Anda tahun ini? Apakah usia Anda 35, 40, 45, 50, atau 60 tahun? Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang berada di usia pensiun atau menjelang pensiun (baca: matang), sebaiknya tinggal duduk santai di rumah.

Lalu bagaimana jika Anda masih ingin berkarya, atau bahkan memulai usaha baru yang telah lama dicita-citakan? Jangan takut, ternyata banyak juga pebisnis sukses yang memulai usaha mereka ketika mereka berada di atas 35 tahun, bahkan ada pula yang memulainya pada usia 83 tahun. Jika mereka bisa, pasti Anda juga bisa.

Usia Senja: Mengapa Tidak?
Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Itu kata pepatah. Sepertinya, pepatah ini juga berlaku untuk memulai usaha baru: tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha baru. Walaupun usia sudah di atas tiga puluh lima, empat puluh, atau sudah pensiun sekalipun, Anda masih memiliki kesempatan untuk sukses memulai usaha baru. Ada beberapa keuntungan yang bisa Anda manfaatkan jika memulai usaha di usia matang.
Pengalaman. Jika Anda mulai berkarya di usia 23 tahun dan sekarang Anda sudah berusia 43 tahun, berarti Anda sudah sekitar 20 tahun berkecimpung di dunia yang Anda tekuni. Dalam kurun waktu 20 tahun tentunya sudah banyak yang Anda dapatkan: pelajaran dari prestasi dan kegagalan yang dialami, pemantapan keterampilan yang telah 20 tahun diasah, kiat praktis untuk sukses yang diperoleh dari pengamatan dan praktik lapangan selama 20 tahun. Semua ini jangan disia-siakan begitu saja — jadikan pengalaman 20 tahun Anda tersebut modal dasar yang berharga untuk memulai usaha. Pengalaman tidak bisa didapatkan di bangku kuliah. Pengalaman Anda yang unik hanya Anda seoranglah yang memilikinya dan yang bisa memanfaatkannya secara optimal.
Waktu. Setelah mencapai usia pensiun atau menjelang usia pensiun, waktu pun lebih memihak kepada Anda. Ketika masih aktif bekerja bagi orang lain, seringkali Anda tidak ada waktu untuk diri sendiri, maka saat-saat inilah (usia matang) Anda bisa mengalokasikan waktu Anda hanya untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan Anda sendiri (bukan untuk atasan, bawahan, ataupun perusahaan lain). Dengan memiliki usaha sendiri, Anda bisa membagi waktu sesuai dengan yang Anda inginkan. Ingin bekerja dari pukul 8 sampai pukul 5? Tidak ada yang melarang. Ingin masuk pukul 10 dan selesai pukul 4 pun boleh-boleh saja. Ingin istirahat sejenak untuk tidur siang setengah jam juga tidak ada yang memarahi atau menegur Anda, karena Andalah yang memegang kendali atas waktu yang Anda habiskan. Nah, jika waktu sudah di pihak Anda, tentu akan lebih mudah bagi Anda untuk mengatur waktu yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Intinya: Anda lebih leluasa mengelola waktu untuk usaha.
Network. Selama dua puluh tahun berkarya di dunia kerja, pasti Anda juga sudah bertemu dengan banyak orang dan menjalin hubungan baik serta hubungan kerja sama dengan mereka. Hubungan baik yang sudah terjalin ini, bisa juga Anda jadikan modal awal yang kuat. Pada prinsipnya sebuah bisnis itu ada karena adanya rasa percaya di antara pihak-pihak yang terlibat hubungan bisnis. Jadi, jika Anda sudah memiliki hubungan yang dilandasi dengan rasa percaya dengan banyak pihak, pertahankan hubungan yang positif tersebut. Rasa percaya ini bisa Anda jadikan dasar membangun usaha baru Anda. Akan lebih mudah bagi Anda untuk berbisnis dengan orang-orang yang percaya pada Anda, pada kualitas kerja Anda, dan pada reputasi yang telah Anda bangun selama ini.
Reputasi. Apa rasanya jika Anda sakit dan Anda tahu bahwa dokter atau perawat yang menangani Anda baru saja lulus dari sekolah kedokteran atau sekolah perawat. Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Anda sedang sakit dan Anda tahu bahwa perawatan Anda ada di tangan dokter dan perawat yang sudah puluhan tahun sukses menangani pasien dengan penyakit seperti yang Anda derita? Pasti Anda akan merasa lebih tenang dirawat oleh tenaga yang telah berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi dan reputasi positif di bidang yang ditekuni. Nah, di usia yang matang (sudah puluhan tahun mengabdi di industri yang Anda tekuni), Anda telah memupuk keterampilan tinggi dari jam terbang yang tinggi serta membukukan banyak prestasi dari pengalaman yang panjang. Reputasi ini juga dapat Anda gunakan sebagai modal penting dalam memulai usaha di usia senja.

Bisnis di Usia Senja
Jadi, sekarang Anda sudah tahu bahwa memulai usaha di usia senja memiliki berbagai keuntungan yang tidak dimiliki mereka yang memulai usaha di usia muda belia. Lalu, bisnis apa sih yang cocok untuk Anda yang ingin memulai usaha di usia senja? Banyak, tetapi beberapa di bawah ini mungkin bisa Anda jadikan pertimbangan.
Sesuai dengan Pengalaman. Ilmu bisa dipelajari. Informasi bisa dibeli. Tapi, pengalaman merupakan anugerah unik yang hanya dimiliki oleh orang yang bersangkutan saja. Mengapa hal ini tidak dimanfaatkan? Puluhan tahun pengalaman berkecimpung di suatu industri, telah membuat Anda mengenal betul industri yang Anda tekuni tersebut. Jadi, mengapa tidak menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi berdasarkan pengalaman Anda tersebut? Jika Anda selama ini bekerja di industri percetakan atau penerbitan buku, mengapa tidak mencoba juga terjun ke bidang yang sama atau sejenis: menerbitkan buku atau majalah (dalam bentuk cetak ataupun elektronik). Jika Anda selama ini bekerja di bidang perhotelan dan pariwisata, mengapa tidak mencoba juga untuk meneruskan prestasi Anda di dunia yang sama (misalnya: membuka agen perjalanan, jasa hotel/penginapan sendiri dimulai untuk teman-teman, sanak keluarga, atau relasi bisnis Anda)?
Sesuai dengan Minat. Jika selama ini Anda memiliki minat yang tinggi di suatu bidang, namun tidak sempat menekuninya secara serius (hanya sebagai hobi saja) selama ini, inilah saat yang tepat untuk memantapkan keseriusan Anda di bidang ini. Misalnya: jika Anda memiliki minat yang tinggi di bidang tanaman hias (selama ini Anda hanya menjalaninya sebagai hobi), mengapa tidak terjun di bidang ini. Jika Anda selama ini senang memasak dan mencoba berbagai resep masakan di waktu senggang, Anda bisa mencoba membuka restauran, membuka usaha catering, memberi kursus memasak, ataupun membuat buku-buku resep masakan yang selama ini sudah berhasil Anda kumpulkan dari berbagai daerah atau benua. Minat yang tinggi merupakan modal sukses yang kuat.
Sesuatu yang Baru. Memulai sesuatu yang baru (yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Anda sebelumnya) juga bisa saja Anda jalankan di usia senja. Misalnya saja, karena waktu yang lebih luang, Anda mulai belajar untuk membuat barang-barang kerajinan dari keramik. Setelah selesai belajar, Anda bisa meneruskannya dengan menciptakan dan menjual berbagai perhiasan dari keramik tersebut.
Mereka yang Sukses di Usia Senja
Mungkin ada baiknya jika Anda bisa belajar juga dari mereka yang memulai usaha di usia senja dan sukses dalam usahanya tersebut.
Madame C J Walker. Madame CJ Walker, teladan Mandiri kita minggu lalu, yang hidup setelah masa perbudakan baru saja dihapuskan, menghabiskan sebagian besar waktunya bekerja sebagai pelayan rumah tangga. Kesulitan ekonomi yang sulit dan gizi buruk yang dialaminya ketika ia masih kecil membuat wanita ini mengalami kerontokan rambut yang luar biasa pada usia 37 tahun. Kesulitan ini mendorong Madame C.J Walker mencari dan menemukan ramuan yang ampuh untuk menumbuhkan rambut yang telah rontok dan ia berhasil menemukan ramuan yang tepat. Dengan ramuan ini, Madame CJ Walker bertekat untuk memulai usaha baru yang dapat membantu sesama wanita Amerika keturunan Afrika yang pada umumnya mengalami masalah serupa.
Melalui jaringan pertemanan yang telah ia bina selama ia bekerja, ia mulai menawarkan produk penumbuh rambutnya. Ia juga menggunakan strategi ”market by example”, yaitu menggunakan produk tersebut dan menceritakan khasiatnya dan menunjukkan bukti positif yang dialaminya sendiri kepada target pasarnya.
Hasilnya? Madame CJ Walker menjadi pengusaha wanita yang sukses pada waktu itu dengan penghasilan yang tinggi. Selain itu, Madame CJ Walker yang memulai usahanya ketika ia menjelang usia 40 tahun tersebut berhasil mempekerjakan kaum wanita Amerika keturunan Afrika yang pada saat itu masih merupakan warga yang sulit mendapat kerja dan menaikkan derajat ekonomi mereka.
Ray Kroc. Ada pepatah yang mengatakan bahwa ”Life begins at 40”. Tetapi, bagi Ray Krock ”Life begins at 50”. Pada usia 50 tahun inilah Ray Kroc yang telah berpuluh tahun malang melintang di dunia makanan, menggunakan pengalamannya sebagai salesman untuk memulai usaha baru di bidang makanan. Dari pengalaman dan pengamatannya selama bertahun-tahun, ia menemukan bahwa para pekerja tidak memiliki banyak waktu untuk makan siang, apalagi jika mereka harus berada di jalan, dari satu rapat ke rapat lain, atau dari satu kunjungan bisnis ke kunjungan bisnis lainnya. Ide makanan cepat saji ini lalu muncul di benak Ray Kroc.
Dari pengalaman kerjanya juga Ray Krock bertemu dengan kedua bersaudara McDonald’s yang memiliki cara unik dalam menyiapkan makanan di restoran mereka. Akhirnya, Ray Kroc, dengan modal yang telah berhasil dikumpulkan, membeli restoran McDonald bersaudara dan menyempurnakan sistem penyiapan makanan sehingga menjadi cepat saji dengan tempat yang bersih dan nyaman.
Bernard Rapoport. Jika Madame CJ Walker mulai usaha di usia menjelang 40, dan Ray Kroc di usia 50 tahun, maka Bernard Rapoport memulai usaha di usia 83 tahun. Bernard yang memiliki pengalaman kerja di bidang asuransi, memulai usahanya juga di bidang asuransi. Ia bahkan akhirnya berhasil membeli perusahaan asuransi tempat ia bekerja dulu. Karena telah mengenal dengan baik perusahaan tersebut,
Bernard Rapoport yang merasa yakin akan potensi perusahaan asuransi. Ia lalu menggunakan pengalaman dan keterampilan yang telah berhasil ia pupuk selama ini untuk mengembangkan perusahaan asuransinya sendiri dengan sistem yang diperbaharui dan diperbaiki sehingga hasilnya pun menjadi jauh lebih baik.
Ketiga orang ini berani memulai usaha di usia yang tidak lagi muda, dan mereka berhasil. Anda ingin coba juga? Selamat mencoba
TAG:ikan,pakan,budidaya,b.n